Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan dan pengolahan sawit PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) membukukan kenaikan laba bersih sebesar 162,72 persen secara tahunan berkat harga crude palm oil (CPO) yang melambung.
STAA memperoleh kinerja penjualan bersih sebesar Rp5,88 triliun pada 2021, 39,96 persen lebih tinggi daripada capaian 2020 yang berada di angka Rp4,20 triliun.
Berdasarkan segmen produk, minyak sawit menyumbang mayoritas penjualan dengan nilai Rp4,79 triliun, meningkat dari penjualan pada 2020 sebesar Rp3,55 triliun. Produk lain yang menjadi kontributor utama penjualan adalah minyak inti sawit Rp663,30 miliar, tandan buah segar Rp197,49 miliar, dan inti sawit Rp141,96 miliar.
Sementara itu, dari sisi geografis pasar, penjualan di dalam negeri masih menjadi kontributor utama dengan nilai Rp4,64 triliun. Sementara itu, penjualan ekspor menyumbang Rp1,24 triliun.
Seiring dengan naiknya penjualan, beban pokok penjualan STAA juga meningkat dari Rp3,05 triliun pada 2020 menjadi Rp3,61 triliun pada 2021 atau naik 18,12 persen YoY. Beban pokok penjualan minyak sawit dan inti sawit menjadi pemberat pos pengeluaran ini dengan nilai mencapai Rp3,27 triliun.
Terlepas dari kenaikan beban pokok penjualan, STAA masih membukukan laba kotor sebesar Rp2,27 triliun, naik signifikan 98,28 persen dibandingkan dengan 2020 yang berada di angka Rp1,14 triliun. Adapun laba usaha Perseroan sepanjang 2021 meningkat 102,32 persen dari Rp849,35 miliar menjadi Rp1,71 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp1,07 triliun pada 2021, 162,72 persen lebih tinggi daripada periode sebelumnya yang berjumlah Rp410,02 miliar.
Adapun jumlah liabilitas perseroan turun dari Rp2,92 triliun pada 2020, menjadi Rp2,76 triliun pada 2021. Di sisi lain, jumlah ekuitas STAA naik menjadi Rp3,09 triliun pada 31 Desember 2021, dari Rp2,15 triliun pada 31 Desember 2020.
Dalam penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), STAA berhasil mengantongi dana segar sebesar Rp542,02 miliar, dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp6,54 triliun.
Direktur Utama STAA Mosfly Ang menyampaikan seluruh dana hasil IPO setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi saham akan digunakan seluruhnya untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) yang sebagian besar dialokasikan untuk pembangunan industri hilir anak usaha yaitu PT Sumber Tani Agung Oils & Fats (STAOF) di atas lahan seluas 42,6 hektare.
Dana IPO juga akan digunakan untuk peningkatan kapasitas usaha, di antaranya 56 persen akan digunakan untuk pembangunan refinery dengan kapasitas 2.000 ton CPO per hari. Pembangunan diperkirakan membutuhkan waktu 22 bulan dan selesai pada Oktober 2023.
Selain itu, 22 persen dana IPO akan digunakan untuk pembangunan fasilitas dermaga yang membutuhkan waktu 22 bulan pembangunan dan diperkirakan selesai pada Oktober 2023. Sekitar 22 persen lainnya akan digunakan untuk pembangunan tangki timbun dengan kapasitas 35.000 ton yang membutuhkan waktu 22 bulan dan diperkirakan juga rampung pada Oktober 2023.
“Seluruh dana hasil IPO akan kami gunakan untuk kebutuhan belanja modal dan ekspansi usaha perseroan, di mana sebagian besarnya kami akan fokuskan untuk pembangunan industri hilir yang bertujuan untuk meningkatkan produksi produk value added kami,” kata Mosfly dalam keterangan resmi, Kamis (10/3/2022).