Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pariwisata grup Panorama, PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk. (PDES) atau Panorama Destination mencatatkan pemesanan wisatawan mancanegara ke Indonesia sebanyak 4.500 untuk kedatangan hingga Semester I/2022.
Setelah penghapusan karantina dan dikeluarkannya kebijakan Visa on Arrival (VOA) kepada 42 negara bagi pelaku perjalanan internasional yang tiba di Bali akhirnya berbuah hasil. Sebanyak 2 group tour wisman dengan peserta 50 orang dari Polandia semalam (31/3) mendarat di Bali untuk berlibur.
Direktur Destinasi Tirta Ricky Setiawanto menjelaskan group tour ini dikelola oleh Panorama Destination yang merupakan anak usaha dari PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) yang khusus menangani wisman yang berlibur ke Indonesia.
Hingga semester I/2022, PDES telah menerima booking untuk 4.500 orang dari berbagai negara di Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika untuk berlibur di Indonesia.
“Sebelumnya, kami sudah menerima beberapa kedatangan wisman dalam bentuk individual atau private group, melalui group tour perdana yang tiba semalam dari Polandia ini kami berharap pariwisata inbound bisa cepat pulih sehingga kita bisa mengejar kinerja perseroan menuju ke level pre-pandemik,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Minggu (3/4/2022).
Selama ini perseroan terus melakukan komunikasi dengan mitra-mitra agen travel di luar negeri untuk menjual paket-paket liburan ke Indonesia karena Bali saat ini sudah kembali buka.
Baca Juga
“Market South Africa juga antusias dengan dibukanya Bali, kami setiap hari menerima bookingan dari agent kami disana” tambah Ricky.
Sekretaris Perusahaan Panorama Sentrawisata Tbk AB Sadewa juga menambahkan kebijakan VOA sebaiknya mulai diberlakukan di bandara yang memiliki penerbangan internasional lainnya di Indonesia selain Bali, supaya kunjungan wisman dapat kembali meningkat dan merata.
“Skema kedatangan PPLN WNA dan wisman bisa mencontoh seperti skema di Bali, karena kunjungan WNA ke Indonesia kan bukan hanya untuk leisure, namun juga untuk bisnis dan MICE, jadi ini bisa membantu pemulihan ekosistem pariwisata lebih luas,” ujar Sadewa.