Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham emiten teknologi dan perbankan digital menunjukkan arah pergerakan yang berbeda akibat kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).
Analis Fundamental Kanaka Hita Solvera (KHS) Raditya Pradana menilai, di tahun 2022 ini emiten teknologi dan finance terimbas dampak berkebalikan karena efek kebijakan rencana kenaikan suku bunga The Fed.
“Untuk kedua indeks tersebut (IDX Techno & IDX Finance) menurut kami tahun ini memiliki dampak yang berkebalikan, karena efek kebijakan rencana kenaikan suku bunga,” ujar Raditya kepada Bisnis, Selasa (29/3/2022).
The Fed sudah mulai meningkatkan suku bunga acuan pada Maret 2021, namun Bank Indonesia masih berusaha menahan suku bunga karena inflasi Indonesia juga masih terjaga.
Menurut Raditya, tidak tertutup kemungkinan Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga ke depannya.
“Namun menurut kami, Bank Indonesia juga akan mulai menaikkan suku bunga di semester II nanti,” ucapnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, ia menjelaskan jika terjadi kenaikan suku bunga, maka akan berdampak signifikan terhadap indeks emiten teknologi di pasar bursa.
Kenaikan suku bunga tersebut akan menjadi katalis negatif bagi saham-saham teknologi karena rata-rata nilai debt to equity ratio (DER) yang tinggi, sehingga beban bunga emiten pun meningkat.
Sebaliknya, bagi emiten perbankan digital dalam indeks finansial justru menjadi katalis positif.
“Kenaikan suku bunga akan turut meningkatkan suku bunga kredit dan deposito, sehingga berpotensi melipatgandakan pendapatan dan laba perbankan,” imbuh Raditya.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (30/3/2022) indeks sektor teknologi menghijau 0,35 persen, atau naik sebesar 28,5 poin ke posisi 8.235.
Sedangkan sektor finansial yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat juga mengalami peningkatan 12 poin atau setara 0,70 persen ke posisi 1.623.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel