Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara pada pekan ini mengalami penurunan. Berdasarkan data Refinitiv, harga batu bara acuan ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak April pada perdagangan Senin (21/03/2022) ditutup di level US$ US$ 220,60/ton alias turun 8,08 persen.
Penurunan tersebut jauh lebih dalam dibandingkan Kamis (0,81 persen) dan Jumat (5,08 persen) pecan lalu. Harga batu bara pada penutupan Senin juga menjadi yang terendah sejak 21 Februari lalu (US$ 209,35/ton) atau dalam sebulan terakhir.
Dalam sepekan, harga batu bara sudah turun 27,3 persen meskipun dalam sebulan masih naik 5,4 persen dan 124,2 persen dalam setahun.
Sebelumnya, harga batu bara sempat melonjak ketika Rusia menginvasi Ukraina pada 25 Februari lalu. Harga batu bara melonjak cepat dari US$ 251,50 ke kisaran US$ 400. Harga batu bara menembus rekor tertingginya pada 2 Maret ke level US$446 ton dan bertahan di kisaran US$400 hingga 9 Maret (US$ 426,85/ton). Akan tetapi, setelah itu harga batu bara anjlok.
Jatuhnya harga batu bara disebabkan oleh keyakinan bahwa pasokan emas hitam aman setelah China dan Australia mengeluarkan kebijakan baru. China telah meminta perusahaan energi untuk menambah pasokan batu bara mereka guna menghindari tekanan lebih besar akibat melambungnya harga komoditas energi.
Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) meminta pembangkit listrik negara tersebut untuk menandatangani kontrak pasokan jangka panjang dengan penambang lokal.
Baca Juga
Pasokan minimal untuk 15 hari. Kebijakan tersebut berlaku efektif sejak Jumat (18/03/2022). Pemerintah China telah menetapkan benchmark harga batu bara di level 570-770 yuan (US$90-121/ton), lebih tinggi dari sebelumnya yang ada di kisaran 500-570 yuan.
Perusahaan tambang juga diminta menawarkan 80 persen kontrak produksi mereka melalui kontrak jangka panjang pada harga yang ditentukan pemerintah. Pemerintah lokal diminta mengawasi semua transaksi dan kontrak untuk mencegah kecurangan dan memastikan kebijakan berjalan sesuai aturan.
Seperti diketahui, selama Januari-Februari, China memproduksi 686,6 juta ton batu bara, naik 10,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Adapun di Australia, pemerintah berjanji akan memberikan 70.000 ton thermal coal mereka kepada Ukraina untuk memenuhi kebutuhan energi Ukraina. Selain itu, Australia berencana mengirim pasokan batu bara ke negara-negara lain seperti Polandia yang selama ini menggantungkan impor batu bara mereka kepada Rusia.
"Pemerintah Australia telah bekerja sama dengan pelaku industri batu bara untuk memenuhi pasokan," tulis pernyataan resmi pemerintah Australia, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (22/03/2022).