Diperpanjang sampai Tanggal Gajian, Masih Bisa Order Saham GoTo!

Dalam IPO GoTo ada dua alokasi untuk ritel yakni jalur khusus alias fixed allotment dan jalur general pooling atau penjatahan terpusat.
Foto: dok. GoTo
Foto: dok. GoTo

Bisnis.com, JAKARTA - Sejak menerima email dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Herlina galau luar biasa. Investor ritel asal Ciomas, Jawa Barat, ini ingin eksekusi penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) GoTo dengan penjatahan pasti (fixed allotment), tapi jatah yang ia peroleh tidak banyak.

Sebagai penyandang status Juragan di aplikasi Gojek, dia hanya dapat alokasi saham tidak lebih dari Rp15 juta. “Padahal gue sudah siapin budget sampai Rp200 juta untuk IPO GoTo ini,” katanya pekan lalu.

Herlina makin kesal begitu tahu rekan bisnisnya, Anggraini Parahita, mendapatkan penjatahan saham hingga Rp110 juta. Anggraini memperoleh alokasi pasti dalam jumlah lebih besar karena gelarnya sebagai Anak Sultan di Gojek, sekaligus pemilik status Diamond di Tokopedia. Maklum, pengusaha bumbu dapur asal Cileungsi ini sering menggunakan Gosend untuk pengiriman barang dagangannya di Tokopedia dan pakai Gopay untuk pembayaran.         

Anak Sultan dan Juragan merupakan istilah program loyalitas yang diperkenalkan Gojek dan Gopay, bagian dari ekosistem digital GoTo, bersama dengan Tokopedia. Pemberian “status kesetiaan” di aplikasi Gojek ini mengacu kepada jumlah poin yang dikumpulkan dari transaksi yang dilakukan. Semakin sering transaksi maka semakin banyak poin, sehingga mengerek level loyalitasnya apabila menyentuh batas poin tertentu.

Tokopedia juga memperkenalkan metode yang sama, tapi dengan nama berbeda. Status Anak Sultan di aplikasi Gojek setara dengan label Diamond di Tokopedia. Begitu pula Juragan selevel dengan Platinum. Seperti pengguna setia Gojek, pelanggan loyal Tokopedia juga dapat alokasi saham secara pasti melalui program Gotong Royong.

Di tengah kegalauannya itu, Herlina mencoba jalankan strategi tebar jala di beberapa perusahaan sekuritas. Ia memesan saham secara elektronik (e-ipo) di Trimegah Sekuritas dan IPOT (Indo Premier Sekuritas), namun di saat yang sama tetap order lewat jatah pasti dari program Gotong Royong. Cara ini ternyata tidak berhasil. Pesanannya ditolak sistem karena namanya sudah tercatat sebagai calon pembeli saham melalui program khusus.

Sebagai informasi, dalam IPO GoTo ini memang ada dua alokasi untuk ritel yakni jalur khusus alias fixed allotment dan jalur general pooling atau penjatahan terpusat.

Dari proses ini akhirnya Herlina memahami bahwa dia harus memilih salah satu. Tidak bisa dua, apalagi tiga. Kalau mengambil alokasi pasti program Gotong Royong, dia hanya dapat maksimal Rp15 juta. Apabila ikut general pooling dia bisa order sebanyak banyaknya, meski belum tentu akan disetujui seluruhnya. “Ya udah, gue lebih pilih opsi general pooling meski ada unsur gambling. Berapapun yang gue dapat, ya segitu rezekinya. Kalau fixed allotment memang pasti dapat, tapi nilainya terlalu kecil. Gak nendang,” katanya.

Berbeda dengan Herlina yang tidak jadi mengambil jatah khusus, Anggraini tetap mempertahankan fixed allotment. “Gue yang pasti pasti saja. Alokasi Rp110 juta juga sudah lumayan ketiimbang repot antri di general pooling. Strategi GoTo ini bener bener memudahkan gue dapat saham IPO,” katanya, secara terpisah.      

Cerita Herlina dan Anggraini bisa jadi juga dialami calon investor GoTo lainnya yang ditawari saham Gotong Royong. Mereka dihadapkan pilihan untuk ambil alokasi pasti tapi nilainya kecil, atau ikut general pooling dengan asumsi belum tentu dapat jatah sesuai yang diinginkan.

Kegalauan calon investor ini membuat GoTo akhirnya memundurkan batas akhir masa penawaran awal atau bookbuilding, dari sebelumnya berakhir Senin (21/3) menjadi Kamis (24/3), mendekati tanggal gajian. Pertimbangannya, ada banyak pelanggan loyal GoTo yang tertarik ikut program saham Gotong Royong, tetapi baru memproses permintaan di menit menit akhir.

Itu pun ada yang baru proses buka rekening dana nasabah (RDN), sebagai salah satu syarat memesan saham. Jadi butuh tambahan waktu untuk menuntaskan proses penawaran awal.

Selain itu, banyak juga pemilik jalur khusus IPO GoTo yang membatalkan order saham program Gotong Royong, lalu memilih ikut general pooling demi alokasi saham lebih besar, kendati penuh ketidakpastian.

“Dalam empat hari pertama periode bookbuilding, kami melihat antusiasme tinggi dari para konsumen dan pedagang yang mendapatkan alokasi pasti melalui Program Saham Gotong Royong,” kata Corporate Secretary GoTo Koesoemohadiani, dalam keterangan tertulisnya.

“Perpanjangan waktu ini diharapkan dapat memberikan waktu yang lebih panjang bagi mereka, mengingat Program Saham Gotong Royong ini merupakan yang pertama kali di pasar modal Indonesia, sehingga dibutuhkan waktu untuk masyarakat, terutama para konsumen dan pedagang di ekosistem GoTo, untuk dapat lebih memahami mekanisme pemesanan saham, mempertimbangkan keputusan investasi dengan baik, serta dapat menyelesaikan seluruh proses penyampaian minat awal,“ kata Diani.

Perubahan sikap investor ini memang berpotensi bakal berdampak pada tingkat penyerapan saham IPO GoTo melalui program Gotong Royong. Tapi, bukan berarti IPO GoTo sepi peminat. Rupanya, ada banyak calon investor yang ‘menari’ di tengah berbagai opsi untuk berinvestasi, mulai dari belajar lagi soal prospektus, membandingkan jumlah antara opsi jatah pasti atau ikut publik, dan banyak pertimbangan lainnya. Sudah pasti, ukuran sebenarnya terletak pada total pesanan yang masuk.

“Ya, namanya juga pesan saham IPO, pasti penuh ketidakpastian. Tapi, bukan kah itu bagian paling seru? Kalau semua serba pasti, ya namanya bukan investasi saham,” kata Adicita, temannya Herlina yang pernah nyangkut lama di saham BUKA, ikut menimpali.

Jadi, Anda sendiri bagaimana? ikut saham Gotong Royong dengan alokasi pasti, atau ikut deg-degan di general pooling demi alokasi lebih besar? Apapun pilihannya, jangan lupa siapkan dana di rekening RDN sesuai jumlah pesanan. Jangan sampai repot repot ikut bookbuilding, tapi lupa siapkan dana untuk pembayaran. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper