Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengadapsi Strategi Dollar Cost Averaging dalam Bitcoin, Begini Caranya

Strategi investasi klasik yakni dollar cost averaging alias rata-rata biaya dolar dapat dilakukan saat berinvestasi di aset kripto.
Ilustrasi tumpukan Bitcoin./Bloomberg-Chris Ratcliffe
Ilustrasi tumpukan Bitcoin./Bloomberg-Chris Ratcliffe

Bisnis.com, JAKARTA – Bagi investor aset kripto, volatilitas adalah fakta kehidupan. Namun, strategi lama untuk investasi baru ini dapat menjadi solusi menghadapi volatilitas tersebut.

Mengutip Time.com, strategi investasi klasik yakni dollar cost averaging alias rata-rata biaya dolar dapat dilakukan saat berinvestasi di aset kripto.

Dollar cost averaging yakni melakukan investasi reguler dan lebih kecil sepanjang tahun, bukan sekaligus. Secara tradisional, investor telah menerapkan strategi pada saham, tetapi para ahli mengatakan hal ini juga dapat menerapkannya pada investasi kripto.

“Ini adalah strategi yang hebat, dan itu harus diterapkan pada sesuatu yang Anda yakini,” kata pendiri ATM Bitcoin dan perusahaan jasa keuangan CoinFlip Daniel Polotsky, dikutip Kamis (17/3/2022).

“Hanya saja, jangan menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang. Anda masih harus mendiversifikasi kekayaan Anda jika keputusan Anda tidak benar,” urainya.

Secara umum, para ahli merekomendasikan menjaga investasi aset kripto di bawah 5 persen dari total portofolio dan memprioritaskan aspek kehidupan finansial yang lebih mendesak, seperti menabung untuk keadaan darurat, berkontribusi pada rekening pensiun, dan melunasi utang berbunga tinggi.

Untuk investor jangka panjang, pendekatan yang lambat dan mantap adalah cara yang harus dilakukan. Di situlah rata-rata biaya dolar dapat berperan karena membantu fokus pada manfaat dari waktu ke waktu daripada naik turunnya hari atau minggu.

Strateginya melibatkan membagi total investasi Anda menjadi sedikit demi sedikit dan menginvestasikannya di pasar secara teratur.

Cryptocurrency memiliki karakteristik harga yang cenderung lebih fluktuatif dibandingkan instrumen investasi lainnya. Banyak investor crypto pemula yang mencoba untuk melakukan market timing atau beli crypto di harga murah, lalu jual di harga tinggi.

Namun, memprediksi pergerakan harga aset kripto tidaklah semudah yang dibayangkan karena volatilitas harga yang tinggi. Belum lagi ada kecenderungan emosi FOMO (fear of missing out/rasa khawatir ketinggalan tren) yang menyebabkan investor membeli banyak aset saat harga melejit mahal mendekati puncak, bukan saat murah.

Dikutip dari platform trading kripto Pintu, investor dapat mencoba strategi menabung rutin, atau Dollar Cost Averaging (DCA) jika ingin berinvestasi kripto tanpa khawatir pergerakan harga atau dipengaruhi emosi. Cukup membeli kripto setiap minggu ataupun setiap bulan dengan, tanpa peduli harga saat itu.

Dengan strategi dollar cost averaging, investor menetapkan pembelian berulang secara berkala untuk jumlah dolar tetap, dan membeli harga tertinggi dan terendah. Jika harga investasi turun selama melakukan DCA, maka investor dapat untung jika harga bergerak kembali.

Bagi banyak orang, DCA adalah cara yang paling realistis dan dapat diakses untuk memastikan bahwa mereka masuk ke pasar dengan tingkat risiko yang lebih rendah, terutama jika memiliki rentang waktu jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper