Bisnis.com, JAKARTA – PT Mirae Asset Sekuritas mengungkapkan aset kripto yang menjamur dan persaingan antar sekuritas yang semakin ketat menjadi sejumlah tantangan utama yang dihadapi untuk menarik nasabah segmen ritel di pasar modal.
Deputy Director Wealth Management Mirae Asset Sekuritas Indonesia Fajrin Noor Hermansyah mengatakan, kenaikan popularitas aset kripto menjadi salah satu tantangan perusahaan sekuritas dalam meningkatkan jumlah investor, terutama investor ritel.
“Maraknya produk investasi lain seperti kripto, NFT dan lainnya dapat menurunkan minat calon nasabah berinvestasi di pasar modal,” jelasnya saat dihubungi pekan ini.
Selain itu, persaingan sekuritas untuk menjangkau segmen ritel juga dinilai semakin ketat. Menurutnya, saat ini sekuritas kian gencar mengincar segmen investor ritel mengingat prospeknya yang menarik.
Meski demikian, Fajrin menilai prospek pertumbuhan investor ritel pada tahun 2022 masih positif. Salah satu sentimen utama yang akan menopang pertumbuhan investor ritel tahun ini adalah semakin pesatnya perkembangan teknologi. Hal ini memungkinkan nasabah atau calon nasabah ritel memasuki pasar modal Indonesia.
“Dengan perkembangan ini, proses pendaftaran jadi relatif lebih mudah karena bisa dilakukan secara online. Namun menurut saya proses pendaftaran nasabah masih sangat perlu untuk lebih disederhanakan,” katanya.
Untuk menjangkau lebih banyak investor ritel, Fajrin mengatakan Mirae Asset akan terus meningkatkan ekspansinya. Mirae Asset akan melakukan ekspansi kantor perwakilan sekaligus memperbarui beberapa kantor perwakilan menjadi community center di Surabaya, investment house di Jakarta, dan trading & investment center di Medan.
Selain itu, Mirae Asset juga meluncurkan layanan prioritas dengan nama Sage Club untuk menargetkan nasabah dengan penerimaan besar atau high net worth individuals (HNWI).