Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sesi I Lesu, Saham BBCA, BBRI dan INDY Dilego Asing

Tercatat, 151 saham menguat, 382 saham melemah dan 140 saham bergerak di tempat hingga akhir sesi I IHSG.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020)./ ANTARA - Galih Pradipta
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020)./ ANTARA - Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau terkoreksi pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Senin (7/3/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB IHSG parkir pada posisi 6.872,79 atau melemah 0,8 persen.IHSG sempat mencatatkan posisi terendah pada level 6.843,81.

Tercatat, 151 saham menguat, 382 saham melemah dan 140 saham bergerak di tempat. Investor asing mencatatkan aksi net foreign sell Rp9,47 miliar.

Saham PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) menjadi top losers teratas pada sesi pertama setelah anjlok 5,66 persen ke posisi Rp100. Menyusul di belakangnya, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) yang turun 5,64 persen dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT ) dengan koreksi 5,45 persen.

Investor asing tercatat melego saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp282,6 miliar, atau yang terbanyak sejauh ini. Menyusul dibelakangnya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) senilai Rp95,6 miliar dan PT Indika Energy Tbk (INDY) sebesar Rp38,2 miliar.

Sebelumnya, Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan IHSG tercatat telah menguat 5,27 persen sepanjang tahun (ytd). Hal ini disertai dengan aksi beli bersih asing yang cukup besar dengan nilai mencapai Rp6,55 triliun sehingga foreign net buy mencapai Rp28,12 triliun sepanjang 2022.

“Di awal minggu ini, Senin, IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya didorong akan naiknya saham-saham berbasis komoditas menyusul tajamnya kenaikan harga komoditas tersebut,” kata Edwin melalui riset hariannya, Senin (7/3/2022).

Adapun selain IHSG, saham-saham di kawasan Asia juga kompak di zona merah. Hal ini dipicu salah satunya oleh harga minyak terus melonjak hingga sempat menyentuh level US$139 per barel, di tengah rencana AS untuk melakukan embargo terhadap minyak mentah Rusia.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (7/3/2022), harga minyak Brent sempat melonjak hingga 18 persen pada awal pembukaan perdagangan hari ini. Lonjakan tersebut merupakan yang tertinggi dalam 2 tahun seiring dengan invasi Rusia ke Ukraina yang menimbulkan kekhawatiran terhadap pasokan komoditas ini.

Hingga pukul 11.00 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak Mei naik 8,37 persen ke US$128 per barel di ICE Futures Europe. Sepanjang pekan lalu, harga minyak Brent telah melesat 21 persen.

Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak April naik 7,26 persen ke US$124,08 per barel di New York Mercantile Exchange.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper