Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Serang Ukraina, Rupiah Terdepresiasi Sore Ini

Kurs rupiah terhadap dolar AS ditutup terdepresiasi pada hari ini, Kamis (24/2/2022), bersama dengan sejumlah mata uang lainnya di Asia.
Uang dolar dan rupiah di salah satu money changer di Jakarta, Rabu (16/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di salah satu money changer di Jakarta, Rabu (16/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA –  Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada hari ini, Kamis (24/2/2022), bersama dengan sejumlah mata uang lainnya di Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,37 persen atau 53,5 poin hingga parkir ke posisi Rp14.391 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS terpantau naik 0,37 persen di level 96,54.

Pada perdagangan hari ini, sejumlah mata uang lain di kawasan Asia tercatat melemah terhadap dolar AS, dipimpin oleh mata uang rupee India yang melemah 0,98 persen, disusul won Korea Selatan yang melemah 0,75 persen, dan dolar Taiwan yang melemah 0,61 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya setelah Ukraina mengumumkan keadaan darurat dan Rusia mengirim pasukan ke Ukraina timur.

“Separatis di Donbass Ukraina meminta bantuan Rusia dalam memukul mundur agresi pada Rabu. Ukraina menanggapi dengan mengumumkan wajib militer dan keadaan darurat,” jelasnya dalam riset harian, Kamis (24/2/2022).

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina, dia mendesak pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata mereka dan pulang dan bahwa Rusia tidak akan membiarkan Ukraina mengamankan senjata nuklir, tambah laporan itu.

Keadaan darurat telah diumumkan di Ukraina, dan Rusia mulai mengevakuasi kedutaan besarnya di ibu kota Ukraina, Kyiv. Negara Barat bereaksi dengan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, dengan AS bergabung dengan Jerman dalam memberikan sanksi pada pipa gas Nord Stream 2 yang menghubungkan Jerman dan Rusia.

Dari sisi internal, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada bulan Januari mengalami surplus sebesar Rp28,9 triliun atau melonjak sekitar 163,5 persen dibandingkan tahun lalu yang mengalami defisit sebesar Rp45,5 triliun.

Surplus APBN ini didorong oleh penerimaan pajak yang mencapai 59,39 persen atau secara tahunan menjadi Rp109,1 triliun, dibandingkan pada tahun lalu yaitu sebesar Rp69,45 triliun.

Jika diperincikan untuk PPh non-migas telah dikumpulkan sebesar Rp61,14 triliun atau naik sangat tinggi yaitu 56,7 persen dibandingkan tahun lalu penerimaan pajak non migas mengalami kontraksi sebesar 15,7 persen.

Adapun PPN dan PPnBM, lanjutnya, mengalami pertumbuhan sangat tinggi yaitu mencapai 45,86 persen atau terkumpul sebesar Rp38,43 triliun. Di mana pada tahun lalu PPN dan PPnBM mengalami kontraksi 14,8 persen.

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah direntang Rp14.370-Rp14.420.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper