Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) mencatatkan peningkatan kinerja sepanjang tahun 2021.
Dalam laporan keuangannya, emiten berkode saham ITMG ini membukukan peningkatan pendapatan menjadi US$2,07 miliar atau setara Rp29,8 triliun hingga akhir 2021 (kurs Jisdor 24 Februari 2022 Rp14.355 per dolar AS). Pendapatan ini melonjak 75,19 persen dari US$1,18 miliar di akhir 2020.
Pendapatan perseroan ini sebagian besar diperoleh dari penjualan batu bara ke pihak ketiga yang mencapai US$2,01 miliar. Adapun penjualan batu bara ke pihak berelasi selama 2021 tercatat sebesar US$54,19 juta.
Meningkatnya pendapatan perseroan juga turut mengerek beban pokok pendapatan menjadi US$1,16 miliar sepanjang 2021, dari US$986 juta pada 2020. Beban pokok pendapatan ini naik 17,65 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Meski beban pokok pendapatan naik, laba kotor perseroan tercatat melesat 360,2 persen menjadi US$916,5 juta, dari US$199,15 juta secara tahunan.
Melesatnya laba kotor tersebut turut mengerek laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk ITMG dari US$39,46 juta, menjadi US$475,4 juta atau setara Rp6,82 triliun pada 2021.
Baca Juga
Adapun hingga akhir Desember 2021, ITMG mencatatkan peningkatan jumlah aset menjadi US$1,66 miliar, dari US$1,15 miliar di akhir 2020. Jumlah aset ini meningkat 43,8 persen.
Direktur ITMG Junius Prakasa Darmawan menuturkan, meningkatnya total aset perseroan ini terutama disebabkan meningkatnya pendapatan perusahaan.
"Meningkatnya aset sebagai akibat dari naiknya harga pasar batu bara, sehingga berdampak pada meningkatnya kas dan setara kas, serta bertambahnya piutang usaha," ujar Junius dalam keterangannya, dikutip Kamis (24/2/2022).
Selain aset, total liabilitas perseroan di akhir 2021 juga meningkat 48,8 persen menjadi US$464,6 juta, dari US$312,3 juta di 2020.
Menurut Junius, meningkatnya liabilitas ini disebabkan penambahan utang usaha pihak ketiga, liabilitas derivatif, dan utang pajak-pajak penghasilan badan.
Jumlah ekuitas perseroan juga turut naik di akhir 2021 menjadi US$1,2 miliar, dari US$846 juta di akhir 2020.