Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas turun dalam perdagangan yang bergejolak pada Selasa pagi (22/2/2022) di Asia setelah munculnya keraguan atas pertemuan puncak antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas krisis Ukraina.
Meskipun turun, emas tetap berada di dekat level tertinggi delapan bulan yang dicapai sebelumnya.
Harga spot emas melemah 0,2 persen menjadi diperdagangkan di US$1.895,06 per ounce pada pukul 15.44 GMT, turun dari posisi tertinggi sesi di US$1.908,03 yang menjadi level terbaiknya sejak 3 Juni 2021.
Emas berjangka AS juga turun 0,2 persen menjadi US$1.895,70 per ounce. Sementara itu, perdagangan reguler di Bursa Comex tutup untuk libur hari Presiden.
"Berita utama baru-baru ini yang berkaitan dengan Ukraina telah sangat berkontribusi pada emas yang memangkas kerugian sebelumnya karena selera risiko telah tergelincir sekali lagi," kata Craig Erlam, Analis Pasar Senior di OANDA.
Dia melihat beberapa resistensi di sekitar level US$1.900 untuk harga emas. Kemungkinan, dia melihat emas akan bertahan di sekitar level tersebut.
Baca Juga
Sebuah pertemuan puncak antara Rusia dan AS diharapkan menawarkan kemungkinan jalan keluar dari krisis militer terbesar Eropa dalam beberapa dasawarsa.
Dolar AS terpantau melemah. Kondisi ini membatasi kerugian pada emas yang dibanderol dengan kurs dolar AS.
"(Emas) bertahan dengan baik. Terakhir kali kami naik ke level ini, akhirnya menjadi jebakan bullish dan pasar turun dengan sangat tajam," ujar analis independen Ross Norman.
Norman mendambahkan dirinya telah melihat beberapa aliran modal cukup bagus ke ETF atau exchange-traded fund. ETF adalah kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa. Hal ini merupakan kabar yang menggembirakan, menurutnya.
SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, mengatakan kepemilikannya naik 0,5 persen pada Jumat (18/2/2022).