Bisnis.com, JAKARTA - Harga Bitcoin naik hingga lebih dari US$44.000 untuk pertama kalinya sejak akhir pekan lalu seiring dengan optimisme meredanya ketegangan di sekitar wilayah Ukraina yang menarik selera investor.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (15/2/2022), aset kripto dengan valuasi tertinggi ini menguat hingga 5,2 persen menjadi US$44.449. Adapun token digital lainnya seperti Ether melonjak 7 persen, Solana naik 9 persen, dan Aave sekitar 7 persen.
Harga berjangka ekuitas dan saham emiten Amerika Serikat terkerek di Eropa setelah Rusia mengatakan pada Selasa bahwaa sejumlah pasukan mulai kembali ke markas regulernya setelah menyelesaikan latihan.
Sebelumnya, AS memperingatkan kemungkinan serangan Rusia ke Ukraina mencapai tingkat paling mendesak minggu ini. Sementara itu, perusahaan tambang Bitcoin Marathon Digital Holdings Inc., dan Hut 8 Mining Corp., mengajukan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat untuk opsi menjual saham perusaahaan.
Kedua perusahaan tampak berupaya untuk tetap fleksibel di tengah penurunan dramatis Bitcoin yang dapat memaksa penambang dengan operasi yang kurang efisien.
"Kami tidak mengontrol harga Bitcoin, tetapi kami dapat mengawasi seberapa siap kami untuk memanfaatkan peluang pasar saat muncul, yang mana Marathon memiliki rekam jejak keberhasilan yang panjang,” Charlie Schumacher, juru bicara Marathon Digital dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email.
Bitcoin turun sekitar 38 persen dari level tertinggi pada November. Saham Marathon dan Hut 8 masih di bawah 55 persen dari puncaknya masing-masing.