Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Terdorong Konflik Rusia-Ukraina, Bisa ke US$1.900!

Harga emas menguat karena kekhawatiran atas lonjakan inflasi AS dan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Karyawan mengakses website pembelian emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengakses website pembelian emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berjangka mencatatkan pertumbuhan pada akhir pekan seiring dengan peningkatan permintaan. Pelaku pasar mengantisipasi lonjakan inflasi AS dan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, naik US$4,7 atau 0,26 persen menjadi ditutup pada US$1.842,10 per ounce pada Jumat (11/2/2022), mengutip Antara.

Emas berjangka memperpanjang kenaikannya untuk sesi keenam berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang sejak November dan melonjak sekitar 3,0 persen untuk minggu ini.

Serangan Rusia di Ukraina dapat dimulai kapan saja sekarang dan kemungkinan akan dimulai dengan serangan udara, kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada Jumat (11/2/2022).

"Emas melihat beberapa arus masuk safe-haven karena kami mendapat risiko geopolitik di luar sana dan kekhawatiran tentang dampak suku bunga yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan global," kata Chris Gaffney, presiden pasar dunia di TIAA Bank.

Meningkatnya inflasi telah membuat emas menjadi lindung nilai jika bank sentral tidak dapat menahan inflasi, menurut analis pasar.

Presiden Federal Reserve Bank St Louis, James Bullard pada Kamis (10/2/2022) mengatakan bahwa dia menginginkan persentase poin penuh kenaikan suku bunga selama tiga pertemuan kebijakan berikutnya, juga mendukung emas.

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang melonjak dan sering digunakan sebagai penyimpan nilai yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan.

Ketegangan Ukraina yang meningkat mempercepat aksi jual di Wall Street. Ekuitas AS telah menurun di sesi sebelumnya setelah data menunjukkan kenaikan tahunan terbesar dalam harga konsumen dalam 40 tahun, meningkatkan tekanan pada Fed untuk secara agresif menaikkan suku bunga.

Dana Fed berjangka memperkirakan kemungkinan kenaikan 50 basis poin pada pertemuan kebijakan bulan depan.

"Emas mulai mendapatkan alurnya kembali, beberapa investor mencari perlindungan terhadap siklus pengetatan Fed yang terlalu agresif yang dapat mengancam pertumbuhan," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.

"Emas bisa reli di atas level US$1.900 jika pergerakan pasukan (Rusia) terjadi."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper