Bisnis.com, JAKARTA - Aksi divestasi aset dan potensi perolehan nilai kontrak baru yang lebih tinggi akan mewarnai pergerakan saham emiten konstruksi pada 2022.
Analis Mirae Asset Sekuritas Joshua Michael mengatakan pertumbuhan kontrak baru di emiten konstruksi pada 2022 seharusnya bisa lebih tinggi setelah pemerintah menyuntikkan modal lewat Penyertaan Modal Negara (PMN) pada 2021.
“Selain itu, saat ini Indonesia Investment Authority (INA) sudah mengamankan investasi senilai Rp75 triliun dan telah mendapatkan komitmen dari Uni Emirat Arab senilai US$10 miliar. Dengan demikian, kami yakin hanya masalah waktu saja bagi investasi INA masuk ke sektor infrastruktur,” jelas Joshua kepada Bisnis, Senin (7/1/2022).
Adapun, divestasi aset dalam rangka recycling asset menjadi yang paling ditunggu-tunggu di sektor konstruksi pada 2022. Joshua menilai PT Waskita Karya (Persero) Tbk. akan menjadi yang paling diuntungkan dari investasi INA yang akan terealisasi tahun ini.
Selanjutnya, Joshua melihat potensi raihan kontrak baru yang lebih tinggi setelah pembatasan sosial dilonggarkan juga menjadi angin segar bagi industri konstruksi.
“Kami optimistis perolehan kontrak baru dari emiten kontraktor BUMN sudah mencapai titik terendahnya pada 2021,” kata Michael.
Baca Juga
Adapun, salah satu sumber proyek yang diyakini dapat dimenangkan oleh perusahaan kontraktor tahun ini berasal dari pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur. Untuk tahap pengembangan, pemerintah telah mengalokasikan dana hingga Rp511 miliar tahun ini.
Mirae Asset Sekuritas memberikan posisi overweight untuk saham-saham emiten kontraktor dengan top pick saham WSKT. Target harga ditetapkan Rp1.000 dan Joshua melihat koreksi harga saham WSKT belakangan ini belum mencerminkan fundamental perseroan padahal prospek pemulihan neraca keuangan WSKT akan terlihat pada semester I/2022.