Bisnis.com, JAKARTA – Tantangan bagi emiten batu bara di awal tahun sudah berkurang dengan pembukaan kembali keran ekspor batu bara dari Indonesia ke mancanegara. Namun, menurut PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) masih ada tantangan selanjutnya yang harus dihadapi.
Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava mengungkapkan perusahaan sangat menyambut baik keputusan pemerintah untuk mencabut larangan dan membuka kembali ekspor batu bara.
“Namun, menurut kami dampaknya tidak begitu besar bagi BUMI, kami bisa bangkit lagi dalam beberapa bulan ke depan. Tantangannya ke depan adalah musim hujan lebat yang akan mempengaruhi produksi,” ungkapnya kepada Bisnis, dikutip Kamis (3/2/2022).
Kendati ada kendala tersebut, Dileep mengungkapkan bahwa BUMI sudah memenuhi kewajiban pasar domestik (DMO) sepanjang 2021 dan Januari 2022.
“Jadi tidak ada masalah terkait DMO,” tegasnya.
Terkait ekspor, Dileep mengungkap jumlah ekspor batu bara BUMI setara jumlahnya dengan perusahaan batu bara lain seperti Indo Tambangraya Megah, Harum Energy, dan Adaro Energy.
Baca Juga
BUMI optimistis bisa mencapai target produksi tahun ini sekitar 85 juta–90 juta ton. Jumlah ini lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya sekitar 78 – 80 juta ton.
Adapun, belanja modal yang disiapkan BUMI tahun ini menyesuaikan produksi, sekitar US$1 per ton, atau US$85 juta – US$90 juta.