Bisnis.com, JAKARTA – Rencana emiten pertambangan emas PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) membuat usaha refinery atau pemurnian emas harus tertunda akibat bencana longsor di salah satu tambang.
Pada 2021, emiten bersandi ARCI bergerak cukup gesit dengan membuka pit baru, Pit Alaskar dan menyelesaikan pengembangan pit Araren tahap 5. Selain itu, ARCI juga baru saja meluncurkan produk emas batangan melalui anak usahanya Lotus Archi.
“Kemudian kalau smelter udah ada untuk emas dore ke Antam yang isinya emas dan perak. Nah untuk mengolah itu jadi hanya emas harus ada pemurnian. Supaya kita jadi integrasi, betul-betul dari batu jadi emas,” jelas Chief Financial Officer ARCI Adam Jaya Putra saat ditemui, Rabu (26/1/2022).
Rencana tersebut pupus lantaran salah satu pit ARCI di Sulawesi Utara, PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) dilanda bencana banjir. Perbaikan pit beserta infrastruktur di sekitarnya akan memakan waktu beberapa bulan dan menjadi prioritas kerja tahun ini.
“Terkait perbaikan pit TTN dan dampaknya ke kinerja 2022 belum selesai diperhitungkan, semoga pengurangan produksinya tidak signifikan karena bisa dialihkan ke pit lain yang masih beroperasi,” ujarnya.
Adam mengatakan, sebelumnya pengembangan proyek refinery ingin dimulai tahun ini dengan hitungan belanja modal awal sekitar US$10 juta.
Baca Juga
“Itu masih hitungan mentah, belum sama biaya feasibility studies dan lainnya. Opsinya pembangunannya di site Manado, atau di Jakarta,” tegasnya.
Menurutnya, jika bisa membangun di Jakarta keuntungannya refinery ARCI nantinya bisa menerima pemurnian dari tambang lain. Namun, sewa lahannya akan lebih mahal dibandingkan jika menggunakan lahan yang sudah ada di tambang ARCI di Manado.
Namun, secara umum terkait kinerjanya, untuk tahun ini ARCI siap untuk beroperasi dengan kapasitas lebih besar tahun ini hingga 4 juta ton per tahun.
Di bursa, saham ARCI hari ini masih bergerak di zona merah dengan pelemahan 0,84 persen atau 4 poin ke 474 meskipun mengantongi pembelian dari asing senilai Rp103,23 juta. Sepanjang Januari berjalan, harga sahamnya tercatat melorot 16,11 persen.