Bisnis.com, JAKARTA – Harga sejumlah komoditas terkait bahan bakar seperti minyak bumi, minyak kelapa sawit (CPO) dan karet diperkirakan terkoreksi pada tahun ini, dilihat dari sejumlah faktor mulai dari Covid-19 sampai dengan krisis energi.
Vice President Research & Development ICDX Isa Djohari mengatakan untuk 2022 ini perdagangan komoditas global masih akan dipengaruhi perkembangan Covid-19, karena dampaknya pada perdagangan komoditas pada pekerja terkait dan tingkat permintaan.
“Contohnya kalau ada pembatasan, ada potensi pengurangan pekerja sehingga akan terjadi penurunan produksi atau distribusi yang akan berpengaruh pada harga-harga. Jadi masih ada faktor itu di 2022,” ungkapnya pada acara ICDX Commodity Outlook 2022, Selasa (25/1/2022).
Selain itu, terutama untuk pertanian ada faktor kondisi cuaca yang cukup ekstrem akhir-akhir ini. Contoh pada CPO, dari sisi produksi baik di Indonesia dan Malaysia dipengaruhi kondisi cuaca, tapi perkembangan kasus Covid-19 berpengaruh pada jumlah tenaga kerja sehingga produksi berkurang, harganya naik, dan berpengaruh pada harga minyak goreng.
Sementara dari sisi minyak bumi terdorong krisis energi di Eropa dan penghentian ekspor batu bara dari Indonesia.
“Itu cukup berpengaruh pada harga bahan bakar dunia. Jadi Indonesia juga mengantisipasi kebutuhan PLN, efeknya harga minyak bumi dunia masih terus naik,” tambahnya.
Baca Juga
Selanjutnya untuk produk karet, Isa menjelaskan komoditas ini juga salah satu yang terpengaruh harga minyak bumi.
“Karet sintetis kan dari minyak bumi. Walaupun yang ditransaksikan masih dari karet alami, tapi kalau harga minyak bumi tinggi, harga karet sintetis naik, karet alam akan naik juga. Tapi karena karena 70 persen dipakai di produksi kendaraan, kalau terjadi penurunan produksi otomotif karena pembatasan Covid-19, akan terjadi penurunan juga,” jelasnya.
Isa mengatakan, pada intinya gerak harga komoditas saling berpengaruh dan sangat kompleks, apa pun bisa terjadi.