Bisnis.com, JAKARTA - Mulainya pembangunan proyek gasifikasi batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), bersama dengan PT Pertamina (Persero) dan Air Products & Chemical Inc (APCI) oleh Presiden Joko Widodo turut mendorong saham PTBA.
Pada perdagangan Senin (24/1/2022) sesi I, saham PTBA naik 0,35 persen atau 10 poin menjadi Rp2.840. Kapitalisasi pasarnya sebesar Rp32,72 triliun dengan valuasi PER 5,15 kali. Sepanjang 2022, saham PTBA sudah naik 4,8 persen.
Hari ini, presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan.
Jokowi berharap, proyek gasifikasi batu bara ini bisa mengurangi subsidi Liquifed Petroleum Gas (LPG) dari APBN yang mencapai Rp7 triliun per tahun.
"Kalau semua LPG nanti disetop, dan semua nanti pindah ke DME, duitnya gede sekali hingga Rp60 triliun-70 triliun, itu akan bisa dikurangi subsidinya dari APBN," katanya dikutip dari YouTube Setpres, Senin (24/1/2022)
Kepala Negara juga mengatakan bahwa perintah untuk memulai perintah hilirisasi batu bara sudah disampaikannya sejak 6 tahun lalu. Namun, baru terealisasi pada tahun ini.
Baca Juga
Lambatnya realisasi hilirisasi batu bara, kata Jokowi, ditengarai Indonesia sudah terlalu nyaman selama puluhan tahun bergantung kepada impor LPG.
Jokowi menyebut, impor LPG di Indonesia sangat besar yaitu mencapai Rp80 triliun per tahun dari kebutuhan sekitar Rp100 triliun.
Sementara itu, agar sampai ke tangan masyarakat dengan harga terjangkau, pemerintah harus memberikan subsidi yang nilainya juga sangat besar.
Walhasil, dengan keberadaan proyek hilirisasi batu bara menjadi DME di Sumsel ini diharapkan bisa mereduksi subsidi pemerintah tersebut.
Adapun, proyek gasifikasi batu bara ini dibangun oleh PT Pertamina (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang bekerjasama dengan dan Air Products & Chemical Inc (APCI).
Proyek ini juga masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar US$2,1 miliar atau setara Rp30 Triliun.
Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun.
Sebelumnya, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan pembangunan fisik untuk proyek itu memakan waktu selama 30 bulan. Pihaknya pun berkomitmen untuk mendukung percepatan proyek percontohan itu, sesuai arahan dari Kementerian Investasi/BKPM.
"PTBA selaku perusahaan tambang, bakal menyuplai batu bara untuk bahan baku gasifikasi menjadi DME tersebut," paparnya.
Kapasitas pabrik DME mampu mengkonversi sekitar 6 juta ton batubara menjadi 1,4 juta DME per tahun.