Bisnis.com, JAKARTA – Harga Bitcoin diprediksi akan mulai membaik dalam beberapa waktu ke depan seiring dengan pernyataan The Fed yang tidak memprioritaskan kenaikan suku bunga acuan.
Sepanjang pekan pertama tahun 2022, investor aset kripto dikejutkan oleh beberapa kejadian besar yang berdampak pada pasar. Mulai dari kabar Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang mempercepat kenaikan suku bunga acuan lebih cepat hingga gejolak di Kazakhstan.
Kejadian itu langsung membuat Bitcoin turun lebih dari 7 persen dan sederet altcoin juga alami kemerosotan. Namun, memasuki pekan kedua Januari 2022, market aset kripto menunjukan potensi membaik.
Trader Tokocrypto, Afid Soegiono, menjelaskan kekhawatiran pelemahan pasar aset kripto sepertinya akan segera berakhir. Salah satu penyebab utama adalah The Fed yang kemungkinan akan menunda kenaikan suka bunga.
"Komentar dari pejabat The Fed, Jerome Powell kemungkinan menarik kembali simpati investor dan meyakinkan mereka bahwa The Fed tidak akan memprioritaskan pengurangan inflasi. Investor aset kripto pun merespon pernyataan itu dengan pergerakan positif dan memicu sejumlah cryptocurrency papan atas menandakan grafik hijau," kata Afid dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (15/1/2022).
Afid melihat Bitcoin tidak akan turun lebih jauh lagi, dan menyebut harga terendah masih berada di bawah posisi US$40.680. Bitcoin diyakini akan terkonsolidasi dalam waktu dekat, sehingga berpotensi rebound dan bullish sekitar 27 persen.
Baca Juga
Komisaris Utama PT HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo menyebutkan, harga Bitcoin masih berpotensi menguat lebih jauh pada tahun ini. Hal tersebut seiring dengan popularitas kelas aset ini yang semakin besar baik secara global maupun di Indonesia.
Meski demikian, peluang Bitcoin menembus level harga US$100.000 pada 2022 akan cukup berat. Ia mengatakan, secara teknikal rentang perdagangan beberapa tahun belakangan berhasil ditembus pada tahun lalu.
Sutopo mengatakan, hal tersebut tidak berarti Bitcoin dapat menembus level US$100.000. Kemunculan aset-aset kripto alternatif atau alternative coin (altcoin) yang diproyeksi semakin marak tahun ini akan kian memecah kapitalisasi pasar kripto.
“Untuk sementara berdasarkan analisa kami, harga Bitcoin pada 2022 ditargetkan pada kisaran US$78.000,” katanya.
Sutopo melanjutkan, ke depannya pasar kripto akan terus berkembang seiring dengan kemunculan pemain-pemain serta koin-koin alternatif baru. Hal ini akan menambah opsi baik bagi pelaku pasar maupun investor yang tertarik masuk ke kelas aset ini.