Bisnis.com, JAKARTA– Seiring dengan meningkatnya minat terhadap aset kripto di Indonesia, Luno, platform jual beli aset kripto global, berhasil mencatatkan pertumbuhan volume transaksi sebesar 4X lipat, serta peningkatan jumlah pelanggan hingga 75% sepanjang tahun 2021.
Secara global, Luno juga meraih beberapa pencapaian luar biasa, seperti pendanaan US$700 juta yang diterima oleh perusahaan induknya (Digital Currency Group), serta pertumbuhan anggota tim menjadi hampir sebanyak 700 karyawan, dan telah melayani lebih dari 9 juta pelanggan di lebih dari 40 negara.
Belum lama ini, Luno juga resmi menjalankan Joint Venture dengan MPC (PT Multipolar Tbk), yang bertujuan untuk memperkuat ekosistem perdagangan aset digital Luno, dan untuk memperluas akses kripto ke lebih banyak investor di Indonesia. Hal ini dilakukan seiring dengan kepemilikan aset kripto di Indonesia yang sedang berkembang pesat, di mana menurut data Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi atau Bappebti pada Oktober 2021, jumlah investor aset kripto di Tanah Air sudah mencapai hampir 10 juta orang.
“Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi salah satu pemain terbesar di Asia Tenggara. Hal ini terbukti dengan jumlah investor aset kripto yang aktif di Indonesia tumbuh hingga hampir lima kali lipat lipat, di mana sepertiga di antaranya didominasi oleh investor Bitcoin. Selain itu, nilai transaksi perdagangan kripto di Indonesia juga telah tumbuh hampir tiga kali lipat dalam setahun terakhir. Angka ini menunjukan kuatnya animo masyarakat terhadap aset kripto, sehingga hal tersebut mendorong kami untuk lebih aktif mengedukasi semua kalangan masyarakat dengan menyediakan konten yang sederhana dan mudah dipahami,” ungkap Jay Jayawijayaningtiyas, Country Manager, Luno Indonesia, Rabu (29/12/2021).
Meskipun mengalami pertumbuhan yang pesat dan belum pernah terjadi sebelumnya, Luno percaya bahwa adopsi aset kripto masih berada di tahap awal. Popularitas kripto memang telah meluas ke hampir semua negara, namun pada kenyataannya, hanya 300 juta orang di dunia yang telah menjadi investor, dan hanya sekitar 18.000 entitas bisnis yang menggunakan kripto.
Survei tahun 2021 yang dilakukan oleh Luno dan YouGov menemukan beberapa alasan akan keraguan masyarakat umum untuk berinvestasi aset kripto. Hasil riset menunjukkan bahwa sekitar 62% responden Indonesia mengaku tidak berinvestasi aset kripto karena tidak memahami cara kerjanya. Masih berhubungan dengan hal tersebut, mereka juga menyebutkan bahwa pengetahuan yang lebih baik tentang kripto akan menjadi faktor terpenting untuk mendorong mereka mulai berinvestasi aset kripto.
“Stigma-stigma negatif seputar investasi kripto kebanyakan berasal dari orang-orang yang belum sepenuhnya mengerti. Misalnya, anggapan bahwa membeli atau berinvestasi di kripto itu sulit dan hanya investor ahli saja yang bisa melakukannya. Atau, banyak yang enggan berinvestasi karena mendengar adanya kasus penipuan yang melibatkan kripto. Karena itu, strategi kami adalah untuk memperbanyak konten edukasi yang bisa meluruskan stigma di masyarakat, serta memberikan pemahaman kepada investor baru dan lama, agar mereka dapat menjaga diri dan dana mereka seaman mungkin. Melalui Luno Academy, kami ingin membantu investor baru memahami dasar-dasar investasi kripto hanya dalam 30 menit,” kata Jay.
Luno juga memberikan dukungan kepada Pemerintah Indonesia yang sedang berfokus pada standardisasi regulasi industri kripto di Indonesia. Peraturan atau kebijakan baru berkenaan dengan kripto akan memberikan kejelasan dan perlindungan lebih baik kepada investor dan entitas bisnis. Luno percaya bahwa inisiatif ini akan menjadi titik awal yang baik untuk peningkatan adopsi kripto, karena masyarakat akan merasa lebih percaya diri dan aman saat memasuki pasar.
Laporan dari Messari Crypto memperkirakan bahwa kedepannya, fase 'Web3' akan semakin meluas. Web3 mengacu pada fase ketiga pengembangan internet, dari fase Web1 di mana pengguna internet hanya bisa mengkonsumsi konten, fase Web2 di mana pengguna internet bisa mengkonsumsi dan memproduksi konten, dan sekarang mereka dapat mengkonsumsi, memproduksi, serta memiliki aset virtual di Web3. Contohnya adalah dengan kepemilikan kripto, Non-Fungible Token (NFT), hingga aset digital dalam Metaverse yang baru saja dibangun. Itulah mengapa era kripto yang sesungguhnya baru saja dimulai.