Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Menguat, Harga Emas Tergelincir

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange tergelincir US$2,9 atau 0,16 persen ke level US$1.808,80 per troy ounce.
Ilustrasi emas batangan/Bloomberg
Ilustrasi emas batangan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berjangka ditutup melemah tipis pada perdagangan Senin (27/12/2021) di tengah penguatan dolar AS dan indeks saham utama AS.

Pelemahan harga emas masih diimbangi oleh risiko baru terhadap pertumbuhan ekonomi global dari meningkatnya kasus varian virus corona Omicron.

Dilansir Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange tergelincir US$2,9 atau 0,16 persen ke level US$1.808,80 per troy ounce. Sementara di pasar spot, emas diperdagangkan stabil di US$1.807,50 per ounce.

Optimisme bahwa gelombang terbaru dari pandemi Covid-19 yang dipicu oleh varian Omicron tidak akan mengganggu perekonomian telah membantu mendorong pasar saham lebih tinggi di sesi terakhir, meredam permintaan pasar untuk aset safe haven emas.

Namun demikian, emas berhasil bertahan di atas harga yang signifikan secara psikologis pada US$1.800 pada awal hingga minggu terakhir perdagangan pada tahun 2021, analis pasar mencatat.

Prospek emas pada kuartal pertama 2022 positif, dengan pendorong utama inflasi, kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals

"Dukungan yang mendasarinya datang dari kekhawatiran inflasi. Kecenderungan The Fed untuk kebijakan moneter yang sedikit lebih ketat tampaknya telah sedikit menenangkan pedagang emas,” ungkap Wyckoff, dikutip Senin (27/12/2021).

Emas yang tidak memberikan imbal hasil sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik dari level terlemahnya dalam hampir seminggu, membuat emas yang dijual dalam dolar AS kurang menarik bagi pemegang mata uang non-AS.

"Sementara dolar AS menguat, tidak banyak pergerakan emas hari ini," kata analis Quantitative Commodity Research, Peter Fertig, menambahkan bahwa salah satu alasan utama kurangnya likuiditas adalah penutupan pasar selama Natal.

Imbal hasil yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas, yang sedikit membebani harga emas, Fertig menambahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper