Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan Single Investor Identification (SID) di Indonesia sepanjang 2021 cukup pesat. Namun, harus seiring dengan pertumbuhan investor yang berkualitas, mengerti seputar pasar modal dan apa yang ditransaksikan.
Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada mengatakan, sebenarnya menambah jumlah investor di Indonesia sebenarnya mudah, terlihat pula dari tingginya jumlah korban dalam kasus investasi bodong.
“Kalau cuma ningkatin SID sih nggak susah, investasi bodong aja banyak. Banyak orang ternyata kena menjadi korban investasi bodong karena mudah tergiur. Kalau masyarakat kita udah well educated, nggak akan banyak memakan korban. Sekarang yang pendidikannya baik saja banyak yang kena, artinya kan sosialisasi atau pengajaran terhadap investasi ini belum merata. Yang kita harapkan meningkatkan SID yang berkualitas,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (26/12/2021).
Cara menambah investor yang berkualitas salah satunya harus sering melakukan sosialisasi. Hal ini sudah cukup sering dilakukan pemerintah juga melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Kalau yang kita lihat di OJK sudah cukup baik, semenjak ada OJK Institute kan sudah banyak sosialisasi yang dilakukan, ada webinar yang dilakukan. Tapi ini juga sebaiknya merata juga. Tidak hanya melalui zoom meeting, tapi diikuti konten menarik yang ada di media sosial,” imbuhnya.
Menurutnya, saat ini hampir semua orang menggunakan media sosial, terutama untuk menarik anak muda, harus membuat konten edukasi yang menarik, lewat platform-platform yang kekinian dan banyak digunakan.
Baca Juga
“Sementara yang saya lihat OJK masih pakai media sosialnya yang agak kaku. Padahal kan mau nggak mau kita harus ikut arus yang ada, lihat trennya yang ada di masyarakat, lihat konten yang banyak dilihat yang seperti apa,” sambungnya.
Rexa menilai, melibatkan influencer sebagai agen sosialisasi pasar saham bukan hal buruk, sehingga masyarakat tidak hanya teredukasi dari sekadar webinar atau Youtube dan akan lebih banyak masyarakat paham terkait dengan investasi, instrumen investasi.
“Harapannya influencer juga bisa sosialisasi misalnya terkait dengan pembukaan rekening, apa yang harus disiapkan kalau mau buka rekening, siapkan KTP, ini itu, segala macam, jangan lupa foto. Lalu, kalau misalnya niat edukasi, kasih lihat saham ketika naik daan turun, risk and return-nya seperti apa. Apa yang harus dilakukan ketika harganya sedang naik atau turun, cek laporan keuangannya. Jadi orang akan teredukasi, tidak hanya ikut-ikutan aja,” jelasnya.
Jika edukasi terus digencarkan, selain terjadi penambahan SID nantinya juga akan menambah transaksi dan investor yang berkualitas.
“Untuk tahun depan saya kira tidak akan ditarget seperti tahun ini. Karena tambah jumlah investor itu yang kita harapkan juga yang berkualitas, paham apa itu investasi, risk and return-nya. Artinya dengan semakin banyak sosialisasi dan konten-konten yang menarik, tahun depan jumlah investor juga bertambah yang berkualitas,” tutupnya.