Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Schroders: Demam Investasi ke Sektor Ekonomi Baru Terus Menguat

Kondisi ekonomi yang menantang pada tahun lalu dinilai menjadi salah satu faktor utama meningkatnya selera risiko investor.
Ilustrasi aset kripto Bitcoin./Freepik
Ilustrasi aset kripto Bitcoin./Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Sektor-sektor new economy seperti teknologi, kendaraan listrik, farmasi, serta mata uang kripto menjadi pilihan yang populer untuk berinvestasi di tengah meningkatnya selera risiko investor

Laporan Studi Investor Global Schroders 2021 menyebutkan, selama satu tahun ke belakang, sektor-sektor baru dan yang sedang hangat serta berkembang menjadi tiga jenis investasi teratas yang dibuat oleh orang-orang pertama kalinya selama setahun terakhir.

Adapun, riset Schroders difokuskan terhadap investasi retail yang menyurvei lebih dari 23.000 orang dari 33 lokasi global di Eropa, Asia, Amerika, dan lainnya.

Saham-saham terkait kendaraan listrik menduduki posisi teratas dengan perolehan 24 persen. Pada urutan kedua, instrumen reksa dana pada sektorbiotech dan farmasi menjadi pilihan 23 persen dari responden.

Ketiga, saham-saham internet dan teknologi, serta mata uang kripto semuanya di urutan ketiga dengan perolehan 22 persen.

“Banyak yang masuk ke aset-aset baru yang berisiko lebih tinggi untuk pertama kalinya karena selera risiko meningkat,” demikian kutipan laporan tersebut, Sabtu (18/12/2021).

Investor yang lebih terbuka untuk berinvestasi pada aset-aset berisiko tinggi juga memiliki minat yang besar dalam saham-saham internet dan teknologi, daripada reksa dana real estate.

Sementara itu, investor yang lebih menyukai risiko memiliki minat yang terlalu tinggi terhadap saham-saham internet dan teknologi. Tetapi, tingkat investasi yang tinggi pada logam mulia menunjukkan bahwa outlook pada kedua sektor tersebut belum tentu bullish.

Lesley-Ann Morgan, Head of Multi-Asset Strategy di Schroders, mengatakan, saat ini banyak orang merasa mereka harus mengambil lebih banyak risiko demi mengejar pengembalian karena pandemi yang terjadi. Kondisi ekonomi yang menantang pada tahun lalu dinilai menjadi salah satu faktor utama meningkatnya selera risiko investor.

“Di tengah kondisi suku bunga rendah, pilihan-pilihan investasi yang lebih berisiko telah secara mengejutkan menjadi menarik, terutama untuk investor-investor yang lebih muda. Investor juga didorong untuk melihat ke kelas aset yang lebih luas,” demikian kutipan laporan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper