Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berbalik Menguat Tipis, BBCA dan BYAN Jadi Pendorong Utama

IHSG ditutup menguat 0,11 persen atau 7,13 poin ke level 6.601,93, meskipun sempat melemah 35 poin hingga 6.559,3 hari ini.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (17/12/2021), meskipun sempat tertekan sepanjang perdagangan.

IHSG ditutup menguat 0,11 persen atau 7,13 poin ke level 6.601,93, meskipun sempat melemah 35 poin hingga 6.559,3 hari ini.

Terpantau 227 saham ditutup menguat, 308 saham melemah, dan 216 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp13,61 triliun dengan aksi beli bersih investor asing Rp186,56 miliar.

Sejumlah saham yang diincar investor asing ialah BBCA dan ITMG dengan net buy masing-masing Rp275,5 miliar dan Rp28,1 miliar. Di sisi lain, investor asing melepas saham BBRI dan BMRI dengan net sell Rp205,7 miliar dan Rp104,6 miliar.

Sementara itu, saham BBCA juga menjadi pendorong utama penguatan IHSG hari ini dengan kenaikan 1,37 persen, disusul saham BYAN yang menguat 3,85 persen.

Di sisi lain, saham BMRI menjadi penekan utama yang menahan penguatan IHSG lebih lanjut. Saham BMRI ditutup melemah 1,72 persen, disusul saham SMMa yang melemah 6,89 persen.

Direktur MNC Asset Sekuritas Edwin Sebayang menjelaskan investor di pasar modal AS kembali berpikir rasional dan melakukan aksi profit taking pada perdagangan kemarin. Hal ini membuat indeks Dow Jones turun 0,08 persen bahkan indeks berbasis teknologi di Nasdaq turun tajam 2,347 persen.

"Jika dikombinasikan dengan kejatuhan EIDO sebesar 0,56 persen berpotensi menjadi sentimen negatif bagi perdagangan Jumat ini di Bursa Indonesia yang mendapat tambahan sentimen negatif dengan sudah terkonfirmasinya Varian Omicron sudah masuk di Indonesia," urainya dalam riset harian, Jumat (17/12/2021).

Di lain pihak, Edwin menilai euforia sementara nampaknya sedang melanda Bursa Komoditas mendorong naik harga beberapa komoditas.

"Sudah dapat diperkirakan dengan naiknya harga komoditas tersebut ada potensi saham berbasis komoditas tersebut serta farmasi berpotensi menguat di hari Jumat ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper