Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah Terus Nih! Analis Sebut Murni Faktor Global

Pelemahan rupiah saat ini murni dipengaruhi oleh faktor global, khususnya penyebaran varian baru Covid-19 omicron dan kebijakan bank sentral AS.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada awal pekan ini, Senin (6/12/2021), beriringan dengan mayoritas mata uang lain di kawasan Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda ditutup melemah 0,16 persen atau 22,5 poin ke posisi Rp14.442 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS terpantau menguat 0,20 persen ke level 96,31 pada pukul 15.20 WIB.

Beriringan dengan melemahnya rupiah, mata uang lain di kawasan Asia yang juga terpantau terkoreksi terhadap dolar AS diantaranya mata uang yen Jepang turun 0,33 persen, rupee India turun 0,28 persen, dan won Korea Selatan turun 0,22 persen terhadap dolar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan ketidakpastian seputar varian omicron Covid-19 dan ekspektasi data inflasi AS yang lebih panas meningkatkan tekanan pada suku bunga.

“Pasar treasury juga bergejolak dalam beberapa sesi terakhir, dengan kurva imbal hasil AS mendatar tajam di atas ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan bergerak terlalu cepat untuk mengekang inflasi dan pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang,” jelas Ibrahim dalam riset hariannya, Senin (6/12/2021).

Ibrahim melanjutkan, hasil laporan pekerjaan AS pada Jumat lalu yang beragam, memperkuat pandangan tentang pengurangan aset The Fed yang cepat. Di mana non-farm payrolls berada di 210.000 pada November, lebih rendah dari posisi 550.000 dalam perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com dan level 546.000 bulan sebelumnya. Lalu tingkat pengangguran turun menjadi 4,2 persen, terendah dalam 21 bulan.

Menurut Ibrahim, pelemahan rupiah saat ini murni dipengaruhi oleh faktor global, khususnya penyebaran varian baru Covid-19 omicron dan kebijakan bank sentral AS.

Meski demikian, pelemahan nilai tukar rupiah masih terjaga dibandingkan dengan negara berkembang lainnya,” ujarnya.

Dia menyampaikan bahwa Bank Indonesia (BI) terus berada di pasar dan menjamin ketersediaan valuta asing untuk mencukupi kebutuhan investor, sehingga nilai tukar rupiah akan dijaga sesuai level fundamental.

Berdasarkan sentimen tersebut, Ibrahim pun memprediksi pergerakan rupiah esok hari, Selasa (7/12/2021) akan dibuka fluktuatif dan kembali ditutup melemah.

“Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.430 - Rp.14.480 per dolar AS,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper