Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Konsolidasi BUMN hingga Semester I/2021 Lampaui Capaian Full Year 2020

Laba bersih konsolidasi BUMN Semester I/2021 meningkat 356 persen dibandingkan dengan semester I/2020 lalu. Laba bersih tersebut bahkan meningkat 98 persen dari audited 2020.
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN mencatat kinerja laba bersih konsolidasi BUMN hingga semester I/2021 sudah melampaui tahun penuh 2020.

Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto mengatakan selama pandemi Covid-19 pada 2020, sebanyak 90 persen BUMN terdampak negatif dari pandemi Covid-19 dan 10 persen tak terdampak. Kendati demikian, BUMN dapat bangkit kembali pada 2021.

"Bahkan laba bersih konsolidasi BUMN Semester I/2021 meningkat 356 persen dibandingkan dengan semester I/2020 lalu. Laba bersih tersebut bahkan meningkat 98 persen dari audited 2020," ujarnya dalam acara Top BUMN Awards 2021, yang diselenggarakan Bisnis Indonesia, Selasa (30/11/2021).

Menurutnya, pertumbuhan dan kontribusi positif tersebut menunjukkan BUMN dapat bertahan dan berkembang di tengah badai krisis pandemi Corona.

Susyanto menilai hal ini tak lepas dari peran jajaran direksi khususnya Direktur Utama dan Direktur Keuangan yang krusial dalam menyusun strategi transformasi dan efisiensi menghadapi berbagai tantangan dan meningkatkan capaian kinerja berkelanjutan.

Dia berpesan kepada seluruh direksi BUMN agar dapat memenuhi target dan indikator kinerja dengan mengedepankan Good Clean Governance (GCG) sebagaimana kontrak manajemen dengan pemegang saham.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan skenario awal sebelum Covid-19 target dividen BUMN sebesar Rp43 triliun pada 2020, kemudian 90 persen BUMN terimbas Covid-19, sehingga hanya 10 persen yang dapat menghasilkan.

"Ada readjustment makanya dividennya Rp26 triliun pada 2020, di tahun ini kami waktu itu Rp33 triliun, dari Komisi VI minta tingkatkan ke Rp36,4 triliun terakhir, ini kami coba lakukan," urainya.

Adapun, target dividen pada 2022 diusahakan kembali seperti masa sebelum Covid-19 atau di atas Rp40 triliun mendekati target awal 2020 sebesar Rp43 triliun.

"Memang targetnya di atas Rp40 triliun. Nah, cuma kembali, kami minta diberikan waktu untuk penyesuaian," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper