Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas turun pada akhir perdagangan Jumat (19/11/2021) pagi waktu Jakarta, setelah data klaim pengangguran mingguan AS yang menggembirakan memperkuat taruhan untuk kenaikan suku bunga yang lebih awal dari perkiraan oleh Federal Reserve menyusul data inflasi baru-baru ini.
Dari Comex New York Exchange, kontrak emas untuk pengiriman Desember di turun US$8,8 atau 0,47 persen, menjadi ditutup pada US$1,861,40 per ounce. Emas juga jatuh karena investor masih mengambil keuntungan setelah harga emas mencapai level tertinggi sejak Juni.
Adapun, sehari sebelumnya, Rabu (17/11/2021), emas berjangka terangkat US$16,1 atau 0,87 persen menjadi US$1.870,20, setelah, setelah tergelincir US$12,5 atau 0,67 persen menjadi US$1.854,10 pada Selasa (16/11/2021), dan melemah US$1,9 atau 0,1 persen menjadi US$1.866,60 pada Senin (15/11/2021).
Meskipun terjadi penurunan harga, emas masih bertahan di dekat level tertinggi dalam lima bulan. “Salah satu alasan utama lonjakan emas ini adalah bahwa suku bunga turun cukup keras. Tapi kemudian, mereka bangkit kembali, sehingga menjaga kenaikan terbatas pada emas,” kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Pada Kamis (18/11/2021), Departemen Tenaga Kerja AS mencatat jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun mendekati level pra-pandemi pekan lalu. Klaim awal untuk tunjangan pengangguran turun 1.000 menjadi 268.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 13 November. Ini adalah level terendah sejak dimulainya COVID-19 di Amerika Serikat selama lebih dari 20 bulan lalu.
Tanda-tanda pemulihan ekonomi ini mengurangi permintaan untuk logam safe-haven.
Baca Juga
"Itu hanya berkorelasi dengan probabilitas yang lebih tinggi dari Fed yang benar-benar harus menaikkan suku bunga," kata Pavilonis.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertahan di dekat tertinggi tiga minggu baru-baru ini, sementara dolar AS berhenti sejenak, tergelincir kembali dari puncak 16 bulan. Dolar yang lebih lemah membuat emas lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Emas yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, telah naik karena melonjaknya harga-harga konsumen di AS dan Eropa. Tapi itu juga telah meningkatkan spekulasi untuk kenaikan suku bunga lebih awal, yang akan meningkatkan peluang kerugian terhadap emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Saat ini, sulit bagi emas untuk menemukan arah karena ketidakpastian terkait kinerja dolar, dan kemungkinan respons the Fed dan Kibank sentral lainnya terhadap inflasi," kata analis senior ActivTrades Ricardo Evangelista.
Logam mulia selain emas, perak untuk pengiriman Desember turun 26,7 sen atau 1,06 persen, menjadi ditutup pada US$24,9 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun US$12,7 atau 1,19 persen menjadi ditutup pada US41,056,4 per ounce.