Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan berpotensi terkoreksi akibat faktor global termasuk penguatan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun ke level 1,62 persen.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan naiknya yield obligasi AS tenor 10 tahun ke level 1,62 persen menjadi faktor negatif bagi IHSG yang diperkirakan akan kembali melemah pada hari ini.
"Di sisi lain, turunnya harga beberapa komoditas seperti batu bara, emas, nikel akan ikut mempengaruhi pergerakan indeks komposit," jelas dia dalam rilis harian, Senin (16/11/2021).
Menurutnya IHSG akan bergerak pada area 6.573 sampai dengan 6.668. Pihaknya merekomendasikan beberapa saham seperti SAMF, MTDL, EMTK, PWON, dan SILO.
Sementara itu, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menyebutkan kemarin IHSG ditutup melemah meskipun neraca perdagangan mencatatkan rekor baru surplus US$ 5,74 miliar.
"Pergerakan dibayangi oleh kekhawatiran akan dampak dari data inflasi dan Tapering Amerika Serikat," demikian kutipan laporan tersebut.
Baca Juga
Dennies memprediksi IHSG akan melemah pada Selasa (15/11/2021) besok. Secara teknikal candlestick membentuk long black body dengan volume yang cukup tinggi dan stochastic yang membentuk deadcross diperkirakan pergerakan akan cenderung melemah.
Investor akan terus mencermati inflasi Amerika Serikat serta rencana tapering. Selain itu, pemilik modal juga akan cenderung lebih konservatif jelang penetapan suku bunga oleh Bank Indonesia.
Selanjutnya, Dennies memperkirakan IHSG bergerak pada level support 6.568 dan 6.592 serta resistance 6.657 dan 6.698.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.