Bisnis.com, JAKARTA – PT Indika Energy Tbk. (INDY) menargetkan produksi batu baranya menjadi 37 juta ton pada 2021, dari 33 juta ton pada 2020.
CEO Indika Energy Aziz Armand mengatakan bahwa kenaikannya memang signfikan meskipun pada tahun lalu harga dan permintaannya belum sekuat sekarang.
“Itu konsolidasi dari tambang PT Kideco Jaya Agung dan PT Multi Tambang Jaya Utama [MUTU]. Jadi waktu kita perencanaan mengajukan RKAB tahun lalu, November, itu memang secara konsolidasi kita proposalnaya 37 juta ton. Tapi saat itu harga November tahun lalu tidak sebaik sekarang, yang disetujui hanya 31,5 juta – 32 juta,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (15/11/2021).
Namun, di Kideco ke depannya tetap mengikuti proposal awal sebesar 37 juta ton, sehingga produksi akan dilakukan terus.
“Pada saat harga membaik, sempat ada glitch dari permintaan dan produksi. Ada beberapa yang produksinya enggak lancar, kita diberikan kesempatan untuk kembali ke proposal awal di 37 juta ton, jadi itu yang kita lakukan,” tambahnya.
Saat ini, dengan kondisi musim hujan kembali datang, Aziz mengatakan pemenuhan produksi masih on track namun cukup menantang.
Baca Juga
Untuk produksi tahun depan, Aziz mengatakan rencananya belum ada, karena perlu perhitungan matang terutama terkait alat berat yang dimiliki oleh kontraktor.
“Ketika diskusi soal itu kan perlu komitmen tambahan alat kalau memang mau lebih, atau kalau mau menguarangi secepatnya, mereka juga akan mempertanyakan bagaimana alatnya. Hal itu perlu balance dari dua belah pihak, base case-nya tidak akan banyak perubahan yang besar,” ungkapnya.
Sepanjang paruh pertama 2021, INDY mencatatkan produksi konsolidasi sekitar 19,8 juta ton batubara atau setara dengan 53,08 persen dari target produksi 37 juta ton.
Dari total produksi tersebut, Kideco menyumbang produksi 18,2 juta ton batubara atau naik 7,7 persen dibandingkan realisasi produksi pada periode sama tahun lalu yang sebesar 16,9 juta ton.
Sementara itu, MUTU mencatatkan produksi 0,9 juta ton batu bara sisanya atau tumbuh 28,57 persen dibandingkan realisasi produksi MUTU periode sama tahun lalu yang sebesar 0,7 juta ton.