Bisnis.com, JAKARTA – Menjelang penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) perusahaan tambang batu bara PT RMK Energy masih membukukan penurunan laba sepanjang semester I/2021.
Mengutip prospektus ringkasnya, hingga 30 Juni 2021, perusahaan berhasil membukukan pendapatan bersih senilai Rp413,69 miliar atau mengalami peningkatan sevesar 44,71 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya senilai Rp285,86 miliar karena kenaikan penjualan batu bara dan penjualan jasa.
Sementara pendapatan naik, masih ada beban pokok pendapatan yang meningkat pada semester I/2021 ke Rp336,49 miliar atau sebanyak 44,71 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya di Rp224,48 miliar, yang disebabkan dari kenaikan beban pokok penjualan batu bara dan jasa.
Kemudian, terdapat beban keuangan pada paruh pertama tahun ini senilai Rp12,39 miliar atau naik 235,64 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp3,69 miliar, yang sebagian besar disebabkan oleh beban keuangan Juni 2020 yang berisi beban bunga sewa pembiayaan dan beban bunga pinjaman yang masih dikapitalisasi ke dalam aset dalam penyelesaian.
“Sementara untuk Juni 2021, beban bunga pinjaman sudah diakui semua sebagai beban keuangan,” tulis manajemen dalam prospektus ringkas, Selasa (9/11/2021).
Dengan tingginya beban keuangan perseroan, laba bersih pada periode berjalan tercatat sebesar Rp39,22 miliar atau turun 28,13 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya di Rp54,57 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, total penghasilan komprehensif perseroan pada periode semester I/2021 tercatat mencapai Rp39,55 miliar atau turun 28,07 persen dari Rp54,99 miliar pada semester pertama 2020.
Pada akhir November 2021, RMK Energy berencana melakukan IPO dengan target raihan dana senilai Rp201,25 miliar. Nantinya, sahamnya akan ditawarkan kepada masyarakat di kisaran harga Rp160- Rp230 per saham.