Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah terkerek seiring penilaian investor terhadap OPEC+ yang masih mengabaikan permintaan tambahan pasokan dari Amerika Serikat.
Berdasarkan data Bloomberg pada perdagangan Jumat (5/11/2021), harga minyak mentah di West Texas Intermediate (WTI) tercatat naik 0,41 poin atau 0,52 persen ke US$79,22 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent naik 0,21 poin atau 0,26 persen menembus US$80,75 per barel.
Harga minyak di pasar New York mendekati US$80 per barel setelah turun lebih dari 6 persen dalam tiga sesi perdagangan. Setelah melakukan pertemuan, negara-negara anggota OPEC+ sepakat menambah pasokan sebanyak 400.000 barel per hari pada Desember, dan tetap pada jalurnya untuk meningkatkan pasokan secara bertahap.
Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional Pemerintah AS menyebut masih mempertimbangkan sejumlah kebijakan untuk mengantisipasi pergerakan harga.
Goldman Sachs. Group Inc. menilai volatilitas harga diperkirakan akan meningkat dalam beberapa pekan ke depan, setelah OPEC+ mengabaikan permintaan AS untuk menambah pasokan. Hal ini membuat pasar minyak tetap tertekan dengan keterbatasan pasokan.
Di sisi lain, UBS Group AG tetap pada perkiraannya bahwa harga minyak di pasar Brent kemungkinan bisa mencapai US$90 per barel dalam beberapa pekan ke depan.
Baca Juga
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden telah meminta OPEC+ untuk menambah barel produksinya untuk menahan kenakan harga di tengah tekanan inflasi di AS.
AS meminta setidaknya untuk meningkatkan pasokan hingga dua kali lipat dari kesepakatan dan menjadi salahs atu konsumen minyak yang bakal memanfaatkan cadangan strategisnya jika OPEC+ terus mengabaikan permintaan untuk meningkatkan pasokan.
“OPEC+ memegang semua kartu, dan jika tetap tidak meningkatkan pasokan, harga pasti akan makin tinggi. Dengan permintaan yang memuncak, pasar minyak tertekan saat ini,” kata John Kilduff, Founding Partner di Again Capital LLC, dilansir Bloomberg, Jumat (5/11/2021).