Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengumuman Tapering The Fed Dorong Dolar AS, Rupiah Melemah

Rupiah diprediksi melemah terhadap dolar AS di periode krusial tapering The Fed.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah pengumuman rapat Federal Reserve, nilai tukar rupiah kembali melemah di hadapan AS pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (4/11/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot turun 0,37 persen atau 53 poin ke harga Rp14.366. Indeks dolar AS masih bergerak menguat 0,4 persen atau 0,374 poin ke level 94,227 pada pukul 15.23 WIB dibandingkan dengan level pembukaan pada 93,853.

Ibrahim Assuaibi Direktur TRFX Garuda Berjangka menilai rupiah akan terus melemah terhadap dolar AS di periode krusial tapering The Fed ini.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.340--Rp14.390," urainya, Kamis (4/11/2021).

Dia menilai pelemahan rupiah hari ini akibat Dolar menghentikan penurunannya pada hari Kamis setelah melemah sehari sebelumnya ketika investor mencerna keputusan kebijakan terbaru dari Federal Reserve AS yang akan memulai pengurangan aset mulai bulan ini serta pernyataan Bank Sentral Eropa (BOE).

Pasar memperkirakan kenaikan suku bunga dari BoE, dan laju kenaikan yang stabil pada tahun 2022, tetapi ekonom yang disurvei oleh Reuters mengatakan itu terlalu dekat untuk disebut, karena Inggris, seperti sebagian besar dunia bergulat dengan menyeimbangkan kenaikan suku bunga untuk memerangi inflasi dengan kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan.

The Fed juga sudah mengumumkan pemotongan bulanan US$15 miliar menjadi $120 miliar dalam pembelian bulanan Treasuries dan sekuritas yang didukung hipotek. Namun, Kepala The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral AS akan "bersabar" dalam memutuskan kapan akan menaikkan suku bunga acuan semalam dari dekat tingkat nol.

Dari domestik, investor merespon proyeksi 231,6 juta atau 87 persen warga tak bepergian untuk melakukan perjalanan antar kota saat Natal 2021 dan tahun baru 2022 dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Ada beberapa alasan warga tak bepergian pada saat Natal dan tahun baru. Beberapa alasan itu, antara lain perkiraan gelombang ketiga Covid-19 pada akhir tahun, menurunnya pendapatan beberapa kelompok masyarakat karena pandemi, dan dicabutnya cuti bersama pada 24 Desember 2021 sehingga libur Natal menjadi pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper