Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen roti PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. membukukan kenaikan laba bersih hingga akhir kuartal III/2021 walaupun pendapatan terkoreksi tipis.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, emiten dengan kode saham ROTI ini membukukan penjualan neto senilai Rp2,43 triliun atau turun 0,22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp2,44 triliun.
Kendati demikian, produsen roti dengan merek dagang Sari Roti ini tetap dapat mengerek laba bersih sebesar 65 persen menjadi Rp209, 74 miliar dari sebelumnya Rp127,19 miliar.
Salah satu penopangnya berasal dari penurunan beban usaha menjadi Rp1,06 triliun dari sebelumnya Rp1,23 triliun. Selanjutnya, biaya keuangan perseroan juga berkurang menjadi Rp37,93 miliar dari sebelumnya Rp60,48 miliar.
Dilihat dari lini pendapatan, penjualan roti tawar yang berkontribusi paling besar tercatat turun 5,98 persen secara tahunan menjadi Rp1,79 triliun. Selanjutnya penjualan roti manis turun 2,39 persen menjadi Rp798,82 miliar. Penjualan kue naik 117,,48 persen menjadi Rp111,18 miliar dan penjualan lain-lain naik 311,35 persen menjadi Rp29,70 miliar.
Direktur Nippon Indosari Ida Simatupang mengatakan penjualan perseroan pada periode sembilan bulan pertama tahun ini ditopang oleh peningkatan kontribusi penjualan dari kanal tradisional (General Trade) maupun penjualan dari kanal modern (Modern Trade) yang terus membaik.
Baca Juga
“Berbekal strategi penjualan yang akurat dan berbagai inisiatif untuk meningkatkan produktivitas, kami tidak hanya berhasil mempertahankan penjualan tetapi juga sukses meningkatkan profitabilitas secara signifikan walau di tengah pandemi,” kata Ida dalam siaran pers, Selasa (26/10/2021).
Sementara itu, kenaikan harga bahan baku di sepanjang tahun ini disebut Ida menekan marjin laba kotor sebesar 54,3 persen per September 2021. Namun, marjin EBITDA dan marjin laba bersih dilaporkan mencatat perbaikan menjadi masing-masing 18,1 persen dan 8,6 persen dengan pengelolaan biaya yang terukur.
Dari sisi neraca perseroan, posisi kas dan setara kas per 30 September 2021 sebesar Rp860,9 miliar yang utamanya didorong hasil akumulasi kas dari aktivitas operasi mencapai Rp506,2 miliar. Bila memperhitungkan total pinjaman senilai Rp496,6 miliar, maka rasio kas bersih terhadap ekuitas tercatat 12,3 persen.
“Kondisi neraca yang sangat kuat ini akan sangat berguna untuk mendukung strategi bisnis ROTI di kemudian hari,” tutup Ida.