Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Masih Bakal Melemah, Harga Emas Berpeluang Reli

Dolar AS berpotensi bergerak turun di balik membaiknya sentimen aset berisiko karena investor fokus pada kenaikan harga komoditas.
Emas batangan/Bloomberg
Emas batangan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berpeluang menguat pada perdagangan Kamis (21/10/2021) di tengah outlook pelemahan dolar AS. Namun, kenaikan emas berpeluang terbatas dibalik potensi tingginya tingkat imbal hasil obligasi AS.  

Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX) menyebutkan dolar AS berpotensi bergerak turun di balik membaiknya sentimen aset berisiko karena investor fokus pada kenaikan harga komoditas.

“Selain itu, ada potensi bank sentral global yang kemungkinan akan mulai menaikan suku bunga untuk mengatasi inflasi yang terus tinggi,” tulisnya dalam riset harian, Kamis (21/10/2021).

Setahun belakangan, dolar AS mencapai level tertinggi di hadapan sekeranjang mata uang utama pada pekan lalu karena para pelaku pasar yang meningkatkan keyakinan mereka bahwa Federal Reserve akan menaikan suku bunga lebih cepat dari perkiraan untuk meredam kenaikan tekanan harga.  

Namun, keyakinan tersebut memudar karena investor yang memperkirakan akan ada kenaikan suku bunga yang lebih agresif di negara lain serta karena kinerja yang solid dari mata uang terkait komoditas seperti dollar Kanada dan dollar Australia.  

“Pelemahan dolar AS juga dipicu oleh pasar yang mencerna pernyataan Gubernur Fed Randal Quarles yang mengatakan bahwa saat ini mungkin adalah waktu untuk The Fed untuk mulai memangkas program pembelian obligasi, namun masih terlalu dini untuk mulai menaikan suku bunga dalam menghadapi inflasi yang tinggi yang kemungkinan akan baru surut pada tahun depan,” tambahnya.

Sementara itu, dari pergerakan tingkat imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun telah memperlihatkan kinerja yang positif akhir-akhir ini yang dapat membatasi penguatan harga emas.

Tingkat imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun saat ini bergerak di atas level 1,6 persen, yang merupakan level tertinggi sejak pertengahan Maret, karena laporan pendapatan perusahaan yang optimis yang menopang sentimen ekonomi. 

“Selanjutnya pada hari ini pasar akan mencari katalis dari sejumlah data ekonomi AS dan pidato anggota FOMC Christopher Waller untuk katalis harga emas lebih lanjut. Jika data-data dan pidato hasilnya pesimis berpeluang memicu kenaikan harga emas, begitupun juga sebaliknya,” sebutnya.

Pada hari ini, harga emas berpeluang bergerak naik di tengah outlook melemahnya dolar AS.  Emas berpeluang dibeli selama bergerak di atas level support di US$1.776 karena berpotensi bergerak naik mengincar resistance terdekat di US$1788 per ons.

“Namun, jika bergerak turun hingga menembus ke bawah level US$1.776, emas berpeluang dijual karena berpotensi turun lebih lanjut membidik support selanjutnya di US$1.768 per ons,” tulis tim riset MIFX.

Adapun, berdasarkan data Bloomberg pada perdagangan Kamis (21/10/2021) pagi, pukul 09.45 WIB harga emas Comex tercatat naik 3,90 poin atau 0,22 persen US$1.788 per troy ons. Sementara itu, harga emas di pasar spot juga naik 6,36 poin atau 0,36 persen ke US$1.788,44 per troy ons.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper