Bisnis.com, JAKARTA – Hingga Agustus 2021, PT United Tractors Tbk. berhasil membukukan capaian overburden removal atau pengupasan tanah sampai 50 persen, atau melebihi ekspektasi perseroan.
Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara Loebis menyebutkan pencapaian overburden removal emiten berkode saham UNTR ini per Agustus 2021 mencapai 558,4 juta bank cubic meter (bcm).
“Target full year adalah sekitar 840-an juta bcm. Semua proyek yang berjalan saat ini masih berdasarkan kontrak yang ada,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (12/10/2021).
Target overburden removal tahun ini pun sedikit lebih tinggi dibandingkan 2020 sebanyak 810 juta bank cubic meter (bcm).
Mengutip keterangan resmi anak usaha UNTR, PT Pamapersada Nusantara, pada tahun ini telah melakukan perpanjangan kontrak dengan JMB Group dengan estimasi total nilai kontrak Rp15 triliun dengan PT Jembayan Muarabara, PT Arzara Baraindo Energitama, dan PT Kemilau Rindang Abadi untuk periode 2021-2025.
"Pamapersada selalu berkomitmen menjaga hubungan bisnis yang baik dengan para kliennya melalui perpanjangan kontrak maupun pengembangan proyek baru untuk semakin memperkuat posisinya di industri pertambangan," tulis manajemen pada Maret lalu.
Baca Juga
United Tractors juga melaporkan bahwa sepanjang Agustus 2021, telah mampu menjual 326 unit alat berat Komatsu. Rapor ini melesat 119,41 persen ketimbang perolehan bulan sebelumnya yang cuma 203 unit, sekaligus memecahkan rekor penjualan bulanan UNTR sejak kedatangan pandemi Covid-19.
Dengan perolehan tersebut, total sejak awal tahun, UNTR telah membukukan penjualan alat berat Komatsu sebanyak 1.890 unit. Jumlah ini tumbuh 81,20 persen dari rapor 1.043 unit secara year-on-year (yoy).
Direktur UNTR Iwan Hadiantoro memaparkan bahwa target penjualan Komatsu pada 2021 adalah 2.800 hingga 3.000 unit.
“Saat ini, perseroan diuntungkan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi, terutama dari sektor pertambangan. Sehingga, kami perkirakan target penjualan alat berat Komatsu tahun 2021 sebanyak 2.800 hingga 3.000 unit,” tuturnya,
Sementara itu, dari bisnis batu bara, lewat PT Tuah Trangga Agung, UNTR berhasil membukukan kenaikan volume 10,34 persen secara yoy. Sepanjang Januari-Agustus 2021, total penjualan menyentuh 7,42 juta ton dibandingkan Januari-Agustus 2020, yang 6,72 juta ton.
“Target [produksi] batu bara Tuah Turangga Agung untuk 2021 adalah 8,8 juta ton,” sebutnya. Dari sisi produksi kontrak pertambangan, bisnis yang ditekuni lewat PT Pamapersada Nusantara juga relatif stabil.
Hingga akhir Agustus 2021, produksi batu bara sepanjang tahun berjalan naik 2,89 persen secara tahunan, dari 75,9 juta ton menjadi 78,1 juta ton. Rapor yang stabil, bahkan cenderung tumbuh itu, makin mengamini klaim perseroan soal stabilitas kinerja.
Sebelumnya, kinerja segmen kontrak pertambangan dan produksi batu bara UNTR dikhawatirkan tertekan seiring berakhirnya perjanjian kontrak antara PT Pamapersada Nusantara dengan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO).
Namun, kekhawatiran tersebut mampu ditepis manajemen dengan adanya penambahan batu bara dari pelanggan Pamapersada yang lain.
Adapun, harga saham UNTR hari ini bergerak di zona merah, turun 75 poin atau 0,28 persen ke posisi akhir di Rp26.275. Secara year to date, harga saham UNTR masih mencatatkan pelemahan 1,22 persen. Namun, dalam setahun menguat 9,73 persen.
Untuk saham UNTR, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Wiliam Mamudi merekomendasikan beli saham UNTR dengan target harga mencapai Rp31.000.