Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Hati-hati Jelang FOMC, IHSG Sesi I dan Bursa Asia Kompak Merosot

Investor asing tercatat melepas saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) sebesar Rp21,8 miliar, atau terbanyak pada penutupan sesi I.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020)./ ANTARA - Galih Pradipta
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020)./ ANTARA - Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau mengalami penurunan hingga lebih dari 1 persen pada sesi I, Senin (20/9/2021).

IHSG tercatat merosot ke level 6.061 di akhir sesi I, atau turun 1,17 persen.

Tercatat, 132 saham menguat, 385 saham melemah, dan 139 saham tidak mengalami perubahan. Investor asing membukukan jual bersih senilai Rp32,12 miliar di seluruh pasar.

Saham PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk. (KIAS) menjadi top gainers, dengan penguatan 26 persen ke level Rp63 per saham. Sementara, saham PT Indo Oil Perkasa Tbk. (OILS) menjadi top losers dengan penurunan 6,94 persen ke level harga Rp402 per saham.

Investor asing tercatat melepas saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) sebesar Rp21,8 miliar, atau terbanyak pada penutupan sesi I. Lalu diikuti saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sebanyak Rp18,6 miliar, dan PT HM Samporena Tbk. (HMSP) sebanyak Rp12 miliar.

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan, pelemahan IHSG mengikuti mayoritas saham Asia yang turun, di tengah meningkatnya kekhawatiran atas stabilitas pemulihan ekonomi global akibat penyebaran varian Delta.

"Indeks Hang Seng merosot hampir 4 persen, diperdagangkan pada level terendah hampir 11 bulan, karena China mempertahankan tindakan kerasnya di berbagai industri dalam pertemuan pribadi dengan para eksekutif Wall Street," kata Sukarno.

Selain itu, lanjutnya, investor juga tengah berhati-hati menunggu pertemuan FOMC pada 21-22 September 2021. 

Sebelumnya, CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pergerakan IHSG menunjukkan pola tekanan terbatas. Minimnya sentimen serta perlambatan roda perekonomian yang terjadi masih menjadi tantangan tersendiri bagi emiten yang berada dalam pasar modal.

“Belum terlihat adanya pemicu yang dapat mendorong kenaikan IHSG dalam beberapa waktu mendatang, namun momentum tekanan masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor baik jangka pendek, menengah maupun panjang,” jelas dia dalam riset harian, Senin (20/9/2021).  

Menurutnya, pergerakan fluktuatif yang terjadi dalam IHSG dapat dimanfaatkan untuk melakukan trading ataupun investasi jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Saumi
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper