Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Indosat Tbk. terparkir di zona merah tepat setelah pengumuman merger dengan PT Hutchinson 3 Indonesia.
Emiten berkode saham ISAT itu mengalami penurunan 3,16 persen menjadi Rp6.900 pada Jumat (17/9/2021). Selama perdagangan, saham perseroan sempat menyentuh level tertinggi Rp7.675. Akan tetapi terjerambab 225 poin dari harga pembukaan Rp7.125 sebelum sesi I berakhir.
Operator telekomunikasi berwarna kuning itu diperdagangkan sebanyak 8.007 kali dengan saham yang beredar 16,86 juta. Adapun nilai saham yang beredar mencapai Rp119,05 miliar. Investor asing tercatat melakukan penjualan sebesar Rp11,64 miliar.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan wajar investor melakukan penjualan karena keputusan final sudah keluar. “Karena sudah resmi merger maka sell on fact terjadi,” katanya kepada Bisnis pada Jumat (17/9/2021).
Sell on fact merupakan fenomena pasar yang menjual suatu aset setelah berita yang sesungguhnya dirilis sehingga menyebabkan harga tersebut jatuh. William mengatakan saat ini saham ISAT terparkir di level resisten.
Menurutnya, support ISAT berada pada level Rp6.475. William menyarankan investor buy on weakness dengan target harga Rp7.500 sampai dengan Rp8.000.
Baca Juga
Sebelumnya, Managing Director of Ooredoo Group Aziz Aluthman Fakhroo mengatakan kesepakatan ini adalah suatu langkah besar untuk mencapai visi kita bersama dalam menciptakan nilai yang luar biasa untuk para pelanggan dan pemegang saham lewat penggabungan dua perusahaan telekomunikasi.
“Dengan adanya kesepakatan ini, kami sekarang bisa fokus untuk menyelesaikan transaksi dan bekerja sama dengan CK Hutchison untuk menggabungkan keahlian dari masing-masing grup telekomunikasi global untuk membangun perusahaan telekomunikasi digital kelas dunia di Indonesia,” kata Aziz dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis (16/9).
Sementara itu Group Co-Managing Director of CK Hutchison Holdings Canning Fok mengatakan kesepakatan akan menciptakan perusahaan telekomunikasi yang lebih kuat dan inovatif di Indonesia. Hal ini juga merupakan transaksi yang memiliki nilai tambah untuk pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
“Indosat Ooredoo Hutchison akan berada pada posisi yang dapat mempercepat laju pembangunan dan perkembangan jaringan untuk mendukung agenda digital pemerintah Indonesia, serta memberikan manfaat bagi para pelanggan dan masyarakat Indonesia pada umumnya,” kata Canning.
Perusahaan ini akan menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan pendapatan tahunan hingga US$3 miliar.