Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti kian mengoptimalkan pendapatan dari penjualan real estat pada tahun ini ketika pendapatan dari segmen recurring masih tertekan.
Adapun, mayoritas emiten properti yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia membukukan kenaikan pendapatan pada semester I/2021. Kenaikan itu lebih ditopang oleh penjualan properti yang mengompensasi penurunan pada pendapatan berulang atau recurring income.
PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) misalnya, membukukan pendapatan total senilai Rp3,25 triliun per semester I/2021.Realisasi itu naik 39,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan dari penjualan properti BSDE tumbuh 47,18 persen secara tahunan menjadi Rp2,57 triliun dari posisi periode yang sama tahun lalu Rp1,74 triliun. Namun, pendapatan berulang yang terdiri dari sewa, hotel, arena rekreasi, dan pengelolaan gedung masih turun 10,40 persen secara tahunan menjadi Rp517,88 miliar.
Hal yang sama juga terjadi di PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) yang mengalami kenaikan pendapatan 43,35 persen menjadi Rp4,02 triliun pada semester I/2021 dari sebelumnya Rp2,80 triliun.
Ketika pendapatan dari penjualan properti meroket 106,36 persen menjadi Rp3,19 triliun, pendapatan berulang perseroan hanya tumbuh 23,06 persen menjadi Rp828,81 miliar yang utamanya dikontribusikan dari bisnis rumah sakit.
Baca Juga
Lebih lanjut, dengan prospek pasar properti yang terus bergeliat hingga akhir tahun terutama dengan adanya stimulus dari pemerintah, analis pun merekomendasikan beli untuk saham-saham emiten properti.
Analis MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan mengatakan perpanjangan stimulus pajak pertambahan nilai (PPN) untuk sektor properti hingga Desember 2021 telah membawa optimisme bagi para pengembang properti Tanah Air.
“Bersamaan dengan commodity boom, bakal ada potensi untuk property boom juga,” tulis Rudy dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Rabu (15/9/2021).
Rudy menunjukkan pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pun telah meningkat 7,24 persen secara tahunan per akhir semester I/2021. Adapun, KPR berkontribusi sebesar 75,08 persen terhadap total fasilitas pembelian properti, disusul pembayaran tunai bertahap 16,89 persen, dan pembayaran tunai lunas 8,04 persen.
Pertumbuhan penjualan properti pada paruh pertama tahun ini pun membuat para emiten properti mampu mencapai lebih dari separo target marketing sales yang dipasang tahun ini.
Hal itu terlihat dari prapenjualan PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) yang sudah 71 persen dari target, PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) 67 persen, PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) 65 persen, dan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) 61 persen.
MNC Sekuritas memperkirakan marketing sales akan tumbuh 10 persen pada 2021 dan sedikit berkurang mnejadi 7 persen pada 2022.
Dengan proyeksi yang optimistis tersebut, Rudy masih merekomendasikan beli untuk BSDE dengant arget harga Rp1.450, SMRA dengan target harga Rp1.100, CTRA dengan target harga Rp1.300, dan PWON dengan target harga Rp660.