Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Bonus Hari Raya Gojek terhadap Kinerja GOTO, Profitabilitas Makin Jauh?

Analis menyebut pembagian bonus hari raya ke driver Gojek akan mempengaruhi biaya operasional dari GOTO. Target Profitabilitas bakal kian jauh?
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menyampaikan akan memberikan bonus hari raya kepada para drivernya. Langkah tersebut dinilai akan memberikan dampak terhadap kinerja keuangan GOTO.

Untuk diketahui, Presiden Prabowo Subianto telah mengeluarkan imbauan terkait bonus hari raya untuk pengemudi atau driver ojol.

Prabowo mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus kepada pengemudi online yang telah mendukung layanan transportasi dan logistik di Indonesia.

Dengan demikian, dia mengimbau pemberian bonus hari raya (BHR) kepada pengemudi dan kurir online dalam bentuk uang tunai dengan keaktifan kerja.

Merespons hal tersebut, Presiden Gojek Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan Gojek akan menghadirkan program Tali Asih Hari Raya bagi para mitra driver perseroan.

“Kami memahami bahwa Ramadan adalah momen yang spesial, namun juga dapat menjadi tantangan bagi para mitra kami. Kali ini, dirancang lebih istimewa dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Gojek menghadirkan program Tali Asih Hari Raya untuk memberikan manfaat nyata agar mitra driver dapat menjalani Ramadan dan merayakan Idulfitri dengan lebih bermakna," kata Catherine dalam keterangan resminya, Senin (10/3/2025).

Melalui program Tali Asih Hari Raya, Gojek akan menyalurkan Bonus Hari Raya dalam bentuk uang tunai kepada Mitra Driver yang memenuhi kriteria tertentu. Bonus uang tunai ini akan diterima Mitra Driver sebelum Hari Raya Idulfitri.

Manajemen Gojek menyebut program ini merupakan itikad baik dari Gojek dengan menghadirkan solusi untuk terus mendukung Mitra Driver sesuai dengan kapasitas perusahaan. Hal ini sekaligus mengacu pada pengumuman yang disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto mengenai Bonus Hari Raya untuk mitra pengemudi online.

"Gojek terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk memastikan transparansi dalam pengalokasian dana bagi mitra," tulis manajemen.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan pembagian bonus hari raya ke driver ini akan mempengaruhi biaya operasional dari GOTO.

"Tetapi setidaknya GOTO bisa memaksimalkan tingkat produktivitas mitra driver tersebut dalam memacu peningkatan tujuan bisnisnya," kata Nafan, Selasa (11/3/2025).

Dia melanjutkan apabila hal ini dapat meningkatkan gross transaction value (GTV) dan gross merchandise value (GMV), tentu akan berdampak positif terhadap berkurangnya rugi bersih GOTO.

Nafan melanjutkan sejauh ini EBITDA GOTO sudah tumbuh positif. Apabila pembagian THR dilakukan tanpa peningkatan produktivitas, maka hal tersebut akan menurunkan kinerja bottom line perusahaan.

"Jadi memang seperti itu. Takutnya kalau misalkan jika memang pembagian THR dilakukan, tapi kalau misalkan jika tidak diimbangin dengan peningkatan produktivitas, produktivitas yang tentunya akan menurunkan performa bottom line perusahaan seperti itu,"tambah Nafan.

Sebagai informasi, GOTO mencatatkan kas dan setara kas pada akhir September 2024 mencapai Rp20,18 triliun. Jumlah kas dan setara kas akhir periode ini turun dari periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp24,41 triliun.

Adapun kas ini ditempatkan GOTO pada bank non-syariah sebesar Rp14,81 triliun, dan deposito berjangka sebesar Rp4,23 triliun. Sementara itu, penempatan pada produk bank syariah sebesar Rp587,4 miliar, dan pada deposito berjangka sebesar Rp900 miliar.

Driver Gojek (GOTO)
Driver Gojek (GOTO)

JP Morgan juga memberikan catatan terkait rencanatunjangan hari raya atau THR Ojol di mana GOTO memiliki sekitar 3 juta pengemudi terdaftar.

Berdasarkan kajian JP Morgan dengan bisnis transportasi dan perusahaan taksi menunjukkan bahwa insentif hari raya biasanya hanya 10-25% dari pendapatan rata-rata bulanan pengemudi.

Selain itu, mayoritas pengemudi terdaftar adalah pekerja paruh waktu. Menurut JP Morgan, dampak dari THR bagi pengemudi kemungkinan dapat dikelola.

Untuk itu JP Morgan berkeyakinan kinerja GOTO 2024 sejalan dengan ekspektasi, tetapi mungkin ada kejutan positif untuk ke depan. Menurut JP Morgan, GOTO berpotensi mengantongi EBITDA grup yang disesuaikan sebesar Rp 173 miliar untuk keseluruhan tahun buku 2024.

Pada 2025, JP Morgan memperkirakan GOTO berpotensi mengantongi EBITDA grup yang disesuaikan sebesar US$80 juta atau sekitar Rp1,3 triliun, jauh lebih tinggi dari perkirakaan konsensus yang senilai Rp322 miliar.

"Kami yakin trajektori EBITDA GOTO berada di titik balik karena bergerak ke arah positif berkat keberhasilan strategi pemulihan pada 2 tahun terakhir dengan keseimbangan pertumbuhan dan profitabilitas yang baik," tulis JP Morgan.

JP Morgan juga menilai tren menggembirakan pada persaingan baik pada on demand services (ODS) maupun e-commerce karena fokus lebih besar pada monetisasi secara menyeluruh.

"Lebih jauh kabar merger GOTO-Grab pada harga Rp100 per saham dapat memberikan kejutan positif dalam jangka menengah," tambah JP Morgan.

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper