Bisnis.com, JAKARTA – PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) berencana menambah kapasitas data center sebesar 34 megawatt (MW) pada 2022, dengan nilai investasi sekitar US$238 juta-US$306 juta (sekitar Rp3,3 triliun-4,28 triliun).
Direktur Utama DCI Indonesia Toto Sugiri mengungkapkan perseroan berencana menambah kapasitas data center perusahaan hampir dua kali lipat. Menurutnya, penambahan kapasitas sejalan dengan kebutuhan pasar dan pertumbuhan perseroan.
“Kami berencana membangun JK6 dengan kapasitas 34 MW pada tahun. Kami sangat berhati-hati karena ini membutuhkan investasi yang besar,” katanya kepada Bisnis pada Senin (13/9/2021).
Untuk penambahan kapasitas perseroan membutuhkan biaya sekitar US$7 juta sampai dengan US$9 juta per MW. Dengan demikian, DCII akan membutuhkan modal sebesar US$238 juta sampai dengan US$306 juta.
Toto mengungkapkan emiten teknologi itu akan menggunakan kas perseroan atau pendanaan eksternal seperti pinjaman bank untuk menyukseskan target tersebut.
“Kami juga bisa melakukan right issue bila memang mendesak. Oleh karena itu kami sangat berhati-hati dalam mengeluarkan belanja modal,” imbuhnya.
Baca Juga
DCII, lanjutnya, akan terus mengembangkan lahan seluas 8,5 hektare. Toto mengatakan lahan seluas itu bisa dikembangkan untuk data center dengan kapasitas mencapai 300 MW. Selain itu, perseroan juga sedang mengembangkan data center kedua di karawang yang berhubungan dengan Grup Salim.
Pada tahap awal, lanjutnya, perseroan akan membangun kapasitas 15 MW. Akan tetapi dari lahan yang tersedia perseroan berpotensi mengembangkan hingga 1.000 MW. Sebagai gambaran, Singapura baru memiliki kapasitas 500 MW sedangkan Jepang, Australia dan Hong Kong 700 MW.
Adapun Indonesia saat ini memiliki kapasitas 70 MW yang separuhnya dioperasikan oleh DCII. Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi di BEI pada Kamis (3/6/2021), Anthoni Salim mengumumkan telah menambah kepemilikan atas saham PT DCI Indonesia Tbk. sebanyak 192,74 juta saham.
Transaksi itu dilakukan pada 31 Mei 2021 dengan harga beli Rp5.277, sehingga transaksi itu bernilai Rp1,01 triliun. Sebelum pengalihan saham tersebut, Anthoni Salim telah memiliki saham DCII sebanyak 72,29 juta saham atau 3,03 persen dari total saham. Setelah pengalihan, kini Anthoni Salim menguasai 11,12 persen saham DCII atau sebanyak 265,03 juta saham.
“Tujuan dari transaksi untuk investasi di bidang teknologi,” tulis Anthoni, dikutip Kamis (3/6/2021).