Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berbalik Naik, Investor Asing Borong Saham BBCA, TLKM, ASII

IHSG ditutup nak 0,7 persen atau 42,19 poin menjadi 6.068,22. Sepanjang sesi, indeks sempat terjerembab ke zona merah 5.982,76, dan level tertinggi 6.072,64.
Karyawati beraktivitas di sekitar logo PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di sekitar logo PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis (9/9/2021) seiring dengan aksi beli investor asing terhadap sejumlah saham big caps.

IHSG ditutup nak 0,7 persen atau 42,19 poin menjadi 6.068,22. Sepanjang sesi, indeks sempat terjerembab ke zona merah 5.982,76, dan level tertinggi 6.072,64.

Jelang penutupan, total transaksi mencapai Rp12,66 triliun. Investor asing cenderung masuk dengan net buy Rp822,49 miliar.

Sejumlah saham big caps menjadi incaran investor asing seperti BBCA dengan net buy Rp204,58 miliar, TLKM Rp139,9 miliaar, ASII Rp102,1 miliar. Ketiga saham naik masing-masing 2,02 persen, 1,8 persen, dan 3,81 persen.

Di sisi lain, investor asing cenderung melepas saham BBRI dengan net sell Rp122,9 miliar dan UNVR Rp31,2 miliar. Saham BBRI dan UNVR ditutup saham dengan posisi kemarin, masing-masing Rp3.730 dan Rp4.100.

Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan, prospek kinerja pasar saham Indonesia di sisa tahun 2021 masih cukup positif. Hal ini salah satunya didukung oleh mulai pulihnya perekonomian Indonesia seiring dengan pelonggaran pembatasan mobilitas masyarakat.

Selain itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia juga mulai menunjukkan perbaikan kinerja. Adrian menuturkan, sebagian emiten mulai menunjukkan pemulihan baik dari sisi laba maupun penerimaan seiring dengan proses adaptasi bisnis ditengah pandemi virus corona.

Adrian melanjutkan, valuasi pada pasar saham Indonesia saat ini juga masih undervalue. Hal ini disebabkan oleh perbedaan antara suku bunga AS dan Indonesia yang cukup tinggi sehingga memberi bantalan (buffer) untuk saham Indonesia.

“Yang menarik adalah saat ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih murah dibandingkan dengan Treasury rate. Tetapi, kunci ke depannya adalah pertumbuhan kinerja keuangan emiten-emiten juga harus bagus,” jelasnya dalam webinar Macroeconomic Outlook 2021 Bank Mandiri Ekonomi Indonesia 2021-2022: Menjaga Momentum Pertumbuhan, Kamis (9/9/2021).

Ke depannya, pembukaan kembali kegiatan ekonomi di Indonesia akan berimbas positif bagi performa pasar saham Indonesia di sisa tahun 2021. Perbaikan ekonomi ini akan ikut berdampak pada kenaikan kinerja emiten-emiten.

Seiring dengan hal tersebut, Adrian memproyeksikan IHSG masih akan berada pada kisaran 6.800.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper