Bisnis.com, JAKARTA – Laba bersih PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) mengalami penurunan pada kuartal I/2021 kendati perusahaan mencatatkan kenaikan penjualan.
Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, Senin (30/8/2021), hingga kuartal I/2021, ENRG mencatatkan laba bersih sebesar US$6,15 juta. Jumlah tersebut turun drastis bila dibandingkan dengan laba bersih pada kuartal I/2020 sebesar US$12,72 juta.
Sementara itu, angka penjualan bersih perusahaan naik tipis dari US$79,65 juta di kuartal I/2020 menjadi US$80,22 juta pada kuartal I/2021. EBITDA perusahaan juga tercatat naik dari US$52,23 juta menjadi US$59,34 juta.
“Perusahaan juga membukukan kondisi likuiditas yang semakin membaik seiring dengan rasio pinjaman terhadap ekuitas sebesar 0,46 kali,” demikian pernyataan manajemen ENRG melalui keterangan resminya.
Manajemen ENRG memaparkan, perusahaan telah merampungkan transaksi Penawaran Umum Terbatas (PUT III) pada Juni 2021 lalu. Dari transaksi tersebut, ENRG mendapatkan dana sekitar US$125 juta.
Salah satu alokasi penggunaan dana tersebut adalah untuk menambah kepemilikan perusahaan di blok Kangean PSC melalui anak usahanya dari 50 persen menjadi 75 persen. Dana yang digunakan untuk aksi ini adalah sebesar US$43,5 juta.
Baca Juga
Dengan rampungnya penggunaan dana hasil PUT III tersebut, manajemen ENRG berharap dapat meningkatkan produksi gas di blok Kangean PSC menjadi 133 juta kaki kubik per hari dari sebelumnya 89 juta kaki kubik per hari.
“Pelunasan atas pinjaman-pinjaman perusahaan dan anak usahanya juga akan semakin memperbaiki kondisi likuiditas perusahaan ke depannya,” demikian pernyataan manajemen ENRG melalui keterangan resminya.
Adapun, hingga kuartal I/2021, produksi gas ENRG mengalami penurunan dari 184 juta kaki kubik gas per hari menjadi 172 juta kaki kubik gas per hari. Di sisi lain, produksi minyak mengalami pertumbuhan menjadi 4.600 barel per hari dari sebelumnya 2.500 barel per hari.