Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Level PPKM Turun, Garuda Indonesia (GIAA) Siap Tambah Frekuensi Penerbangan

Maskapai pelat merah ini berharap penurunan level PPKM dapat membuat aktivitas masyarakat menjadi lebih tinggi.
Pekerja melakukan pengecekan akhir livery masker pesawat yang terpilih sebagai pemenang, sebelum peluncuran pesawat Garuda Indonesia Boing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan visual masker bertema Indonesia Pride pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten./ANTARAFOTO-Muhammad Iqbal
Pekerja melakukan pengecekan akhir livery masker pesawat yang terpilih sebagai pemenang, sebelum peluncuran pesawat Garuda Indonesia Boing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan visual masker bertema Indonesia Pride pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten./ANTARAFOTO-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten maskapai nasional, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), bersiap menambah frekuensi penerbangan sesuai permintaan. Perseroan akan terus memperhatikan perubahan level PPKM di sejumlah daerah.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan penurunan level PPKM diharapkan dapat membuat aktivitas masyarakat menjadi lebih tinggi.

"Kami monitor terus dan menambah frekuensi dan rute-rute sesuai permintaan masyarakat," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (29/8/2021).

GIAA mencatatkan penurunan penumpang cukup signifikan sepanjang semester I/2021. Pada kuartal I/2021, jumlah penumpang sekitar 870.000 orang atau merosot 73,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang sebanyak 3,22 juta penumpang.

Selain itu, perubahan PPKM Darurat ke level 4 selama ini memberikan dampak terhadap jumlah penumpang perseroan. Beberapa pekan sebelum PPKM, rata-rata penumpang adalah sebanyak 12.000 per hari, sedangkan selama PPKM hanya 2.000 per hari.

"Jauh menurun dibandingkan dengan sebelum PPKM. [Angka] 2.000 penumpang ini cukup hebat dibandingkan dengan penumpang saat periode Lebaran 2021, 1 Syawal, penumpang jumlahnya hanya 700," ungkap Irfan.

Saat ini, GIAA juga sedang melaksanakan uji coba penerapan International Air Transport Association (IATA) Travel Pass sebagai aplikasi autentikasi dokumen kredensial kesehatan untuk persyaratan perjalanan udara internasional.

IATA Travel Pass merupakan sebuah aplikasi berbasis digital yang memungkinkan penggunanya untuk menyimpan dan mengelola hasil sertifikasi tes atau vaksin Covid-19 dengan mudah dan aman.

Melalui IATA Travel Pass, para pengguna jasa Garuda Indonesia dapat dengan mudah memperoleh informasi perihal persyaratan dokumen Covid-19 untuk destinasi tujuan. Termasuk, informasi tentang lokasi laboratorium pengujian Covid-19 yang terakreditasi.

Aplikasi tersebut juga memungkinkan pengguna jasa memiliki paspor digital untuk mengelola dokumen perjalanan yang dibutuhkan.

Irfan mengungkapkan GIAA menjadi maskapai pertama di Indonesia yang dipercaya untuk melaksanakan uji coba IATA Travel Pass. Dia menerangkan uji coba ini memiliki arti penting dalam mempersiapkan maskapai dan industri penerbangan ketika berbagai negara secara bertahap mulai melonggarkan pembatasan wilayah.

Lebih lanjut, uji coba IATA Travel Pass ini merupakan upaya Garuda Indonesia untuk bergerak adaptif di era yang penuh tantangan saat ini, salah satunya melalui optimalisasi layanan digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper