Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pyridam Farma (PYFA) Incar Pendapatan & Laba Naik 50 Persen Tahun Ini

Selain segmen obat resep, PYFA juga fokus mengembangkan segmen bisnis produk dermatologi dengan fokus pada aesthetic beauty.
Pyridam Farma memacu produksi dan distribusi obat terapi untuk pasien Covid-19./ PYFA
Pyridam Farma memacu produksi dan distribusi obat terapi untuk pasien Covid-19./ PYFA

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) menargetkan pendapatan dan laba bersih naik 50 persen tahun ini, mengingat kinerja gemilang hingga kuartal I/2021.

Yenfrino Gunadi, Direktur Keuangan Pyridam Farma menjelaskan sejumlah inisiatif strategis dilakukan perseroan untuk meraih target peningkatan kinerja tersebut.

"Kami menargetkan pertumbuhan penjualan 50 persen dibandingkan dengan 2020, kami pada segmen obat resep rencanakan eksplorasi produk, perluasan area distribusi yang belum dicover, serta melakukan transformasi dan platform digital guna mendukung penjualan," jelasnya dalam paparan publik, Rabu (25/8/2021).

Selain itu, emiten berkode PYFA ini menarget kenaikan 50 persen terhadap laba bersih perusahaan.

Artinya, perseroan menargetkan pendapatan menjadi Rp416,09 miliar dari realisasi 2020 sebesar Rp277,39 miliar dengan laba bersih menjadi Rp33,15 miliar dari realisasi 2020 sebesar Rp22,1 miliar.

Selain segmen obat resep, perseroan juga fokus mengembangkan segmen bisnis produk dermatologi dengan fokus pada aesthetic beauty, memperkuat tim penjualan, serta eksplorasi co-marketing dengan mitra global.

Perseroan juga meningkatkan kinerja OTC dengan optimalisasi saluran distribusi, optimalisasi merek melalui saluran digital, serta pengembangan umbrella brand.

Dari bisnis jasa maklon, perseroan akan mengakuisisi lebih banyak mitra, meningkatkan layanan dan kecepatan pemesanan serta kemitraan internasional.

Dari segmen alat kesehatan, perseroan akan memperbanyak area distribusi di luar Jabodetabek, mengembangkan produk in-house serta melakukan penjualan lewat saluran penjualan online.

Untuk bisnis anorganik, perseroan juga menyiapkan investasi dan kerja sama strategi lainnya guna mendukung bisnis perseroan. Khusus bisnis inorganik ini, perseroan sudah menyisihkan dana dari penerbitan obligasi sebesar Rp300 miliar pada kuartal I/2021.

Sepanjang kuartal I/2021, PYFA mencatat penjualan bersih Rp117,4 miliar atau naik 49 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. EBITDA naik 225 persen menjadi Rp26,4 miliar dan laba bersih menjadi Rp10,9 miliar naik 149 persen.

Dari segmen penjualannya, penjualan bersih produk farmasi, perbaikan, dan maklon meningkat 20 persen menjadi Rp90 miliar. Sedangkan, segmen produk alat kesehatan naik 585 persen secara tahunan menjadi Rp28 miliar.

"Perseroan mencetak lonjakan lebih dari 500 persen pada segmen alat kesehatan, memang kontribusi itu banyak dari alat tes PCR, maupun produk-produk pendukung PCR termasuk jarum suntik. Segala yang berkaitan dengan Covid-19 dan produk PCR mayoritas menyebabkan kenaikan," paparnya.

Lebih lanjut, PYFA menargetkan pengembangan fasilitas produksi tahun ini dengan rencana pengerjaan hingga 3 tahun ke depan atau selesai pada 2024.

Belanja modal yang disiapkan pada tahun ini sebesar Rp42 miliar. Adapun yang sudah terserap sebesar Rp7,8 miliar biaya obligasi, Rp8,8 miliar pengembangan produk baru, Rp6,7 miliar untuk 11, Rp26 miliar untuk terkait tes PCR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper