Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREMIUM WRAP UP: Pemegang Saham BEKS Absen, Asabri Bermanuver di BBYB & Pertaruhan IMAS

Sejumlah kabar dari sektor perbankan, otomotif, teknologi, dan teknologi mewarnai lantai bursa.
PT Bank Pembangunan Daerah Banten (BEKS)./Dok. Bank Banten
PT Bank Pembangunan Daerah Banten (BEKS)./Dok. Bank Banten

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) akan melakukan penambahan modal lewat rights issue sebanyak 23,39 miliar saham. Namun aksi korporasi itu tidak akan diikuti oleh pemegang saham mayoritasnya yakni PT Banten Global Development (BGD).

 

  1. Absennya Pemegang Saham Mayoritas Bank Banten (BEKS) di Rights Issue

BEKS
BEKS

Berdasarkan prospektus ringkas di pengumuman Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip Minggu (22/8/2021), PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) akan melakukan penawaran umum terbatas VII (PUT VII) kepada para pemegang saham dalam rangka penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). 

Perseroan telah memperoleh persetujuan dari RUPSLB pada 2 Oktober 2020, untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 23.388.895.092 saham baru seri C dengan nilai nominal Rp50 per saham. Adapun rasio HMETD dan harga perlaksanaan belum ditentukan. 

Dengan tidak ambil perannya PT Banten Global Development (BGD) dalam aksi korporasi penawaran umum terbatas (PUT) VII, besar kemungkinan akan ada pemodal lain yang turut berpartisipasi dalam rights issue tersebut.

Baca selengkapnya di sini.

 

  1. Langkah Berani Indomobil (IMAS) di Pasar Mobil Premium

IMAS
IMAS

Di tengah masih tingginya tekanan terhadap perekonomian nasional, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) tampak masih pede dengan pasar otomotif nasional. Hal itu ditunjukkan dengan kesediaan perseroan menjadi mitra penjualan produk mobil premium Jaguar Land Rover.

Adapun, pada Jumat (20/8/2021) lalu, Jaguar Land Rover (JLR) Asia Pacific mengumumkan penunjukan PT JLM Auto Indonesia sebagai distributor tunggal serta importir kendaraan dan suku cadang di Indonesia.

Baca selengkapnya di sini.

 

  1. Grup Hary Tanoe hingga BUMN Pacu Superapp, Siapa Terdepan?

hary taanoe
hary taanoe

Sederet grup konglomerasi berlomba mengembangkan superapp yang mengintegrasikan berbagai layanan finansial terutama asuransi. Salah satunya dilakukan oleh grup konglomerasi di bawah kendali Hary Tanoesoedibjo.

MNC Group baru-baru ini mengembangkan, Motion, ekosistem yang mengintegrasikan berbagai layanan keuangan dari konglomerasi tersebut, seperti asuransi dari PT MNC Life, perbankan dari PT MNC Bank Internasional Tbk. (BABP), hingga layanan pembayaran MotionPay. 

Baca selengkapnya di sini.

 

  1. Berlanjutnya Manuver Asabari dan Akulaku di Bank Neo Commerce (BBYB)

BBYB
BBYB

Dinamika pemegang saham PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) terus berlanjut. PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) alias Asabri terus melepas kepemilikan sahamnya di bank tersebut, hingga kini hanya menggenggam 0,53 persen. 

Dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (23/8/2021), Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan dalam sebulan terakhir, terjadi pergerakan kepemilikan saham yang dinamis. 

Baik oleh investor institusional maupun masyarakat umum. Salah satunya yang dilakukan oleh Asabri. Perusahaan asuransi tersebut sudah melepas porsi sahamnya di BBYB secara signifikan, dari yang sempat mencapai 35,22 persen menjadi hanya 0,53 persen.

Baca selengkapnya di sini.

 

  1. Buyback Kalbe Farma (KLBF) Jalan Keluar Gaet Investor Publik?

KLBF
KLBF

Kinerja bisnis yang baik tidak selalu menjamin suatu emiten mendapat perhatian lebih dari investor publik. Hal itulah yang menggambarkan kondisi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) sejak awal tahun.

Di tengah angka-angka fundamental yang terus bertumbuh, saham emiten farmasi swasta tersebut masih dalam tren pelemahan harga dua digit secara tahun berjalan alias year-to-date (ytd).

Dalam sebulan terakhir, emiten ini juga cenderung mengalami kemerosotan kapitalisasi pasar. Manajemen pun enggan tinggal diam. Dalam waktu dekat, KLBF berencana melakukan aksi buyback atau pembelian saham kembali dengan anggaran Rp250 miliar. 

Baca selengkapnya di sini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper