Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tekstil PT Pan Brothers Tbk. mengalokasikan belanja modal sebesar US$5 juta pada tahun ini.
Emiten berkode saham PBRX itu mengalokasikan anggaran belanja modal yang sama dengan tahun lalu. Dalam keterangan resminya, manajemen PBRX menyatakan anggaran tersebut akan digunakan untuk kebutuhan perawatan atau maintenance.
“Sepanjang tahun 2020 dan 2021, PBRX mengkonsentrasikan diri menambah kapasitas melalui otomatisasi, digitalilasi dan upskilling seluruh lini personal yang ada,” kata manajemen pada Jumat (20/8/2021).
Sebagai informasi, PBRX memiliki kapasitas terpasang untuk garment sebesar 117 juta buah per tahun. Adapun manajemen telah meminta izin kepada pemegang saham untuk menambah lini bisnis. Perseroan akan merambah lini bisnis produksi alat pelindung diri seperti masker dan hazmat.
Sebelumnya, Direktur Utama Pan Brothers Ludijanto Setijo mengatakan pertimbangan menambah kegiatan usaha tersebut didorong oleh pandemi Covid-19 yang merebak tahun lalu. Pandemi telah meningkatkan kebutuhan APD dan masker yang diperlukan oleh tenaga medis dan masyarakat.
PBRX sebenarnya sudah memproduksi APD dan masker kain sejak Maret 2020 untuk digunakan sendiri maupun didonasikan kepada pihak tertentu. Perseroan menegaskan dengan pengalaman puluhan tahun dalam memproduksi produk garmen menjadi nilai tambah perseroan dalam mendukung kebutuhan APD dengan merek I-PAN dan Mask-On.
Baca Juga
“Semua fasilitas produksi dan peredaran produk perseroan di Indonesia telah mendapat izin dari Kementerian Kesehatan RI,” tulis Ludijanto.
Lebih lanjut, penambahan kegiatan usaha ini juga sebagai bagian upaya perseroan meningkatkan kinerja di tengah pelemahan daya beli masyarakat akibat pandemi. Dengan tambahan kegiatan usaha tersebut, PBRX menaaksir tambahan pendapatan sebesar US$19,5 juta pada 2021 dan seterusnya berkurang menjadi US$10 juta pada 2022.
Selain menambah lini usaha, pemegang saham juga menyetujui terjadinya perombakan pada posisi jajaran komisaris. Pasalnya Sutjipto Budiman mundur sebagai Komisaris Independen sehingga digantikan oleh Benny Soetrisno sebagai Komisari Utama dan Independen.