Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk. menanggapi penurunan peringkat utang perseroan oleh lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menjadi CCC dari sebelumnya CCC+.
Sekretaris Perusahaan Agung Podomoro Land Justini Omas mengatakan Fitch menurunkan peringkat perseroan dan Obligasi Senior US$300 juta yang diterbitkan APL Realty Holdings Pte. Ltd. menjadi CCC dengan peringkat pemulihan tetap RR4.
“Penurunan peringkat tersebut dikarenakan Fitch berpandangan bahwa likuiditas perseroan berpotensi tidak mampu menutup pembayaran utang yang lebih dari 6 bulan ke depan,” tulis Justini dalam keterbukaan informasi, dikutip Rabu (18/82021).
Adapun, APL Realty Holdings Pte. Ltd. merupakan entitas anak dari emiten dengan kode saham APLN tersebut. Obligasi senior berdenominasi dolar yang diterbitkan APL Realty Holdings dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Singapura.
“Kami memperkirakan kas setara kas APLN di tingkat holding pada akhir Juni 2021 turun signifikan dari yang kami perkirakan,” tulis Fitch dalam keterangan resmi.
Adapun, posisi kas yang melemah itu seiring dengan dampak pandemi Covid-19 terhadap bisnis APLN dan anak-anak usahanya. Sementara itu, rencana penjualan aset saat ini juga terlihat tidak pasti.
Baca Juga
Fitch menilai APLN masih memiliki beberapa opsi untuk menghadapi keterbatasan kas, namun hal itu tidak cukup untuk perseroan mendapatkan peringkat yang lebih tinggi.
Sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional Moody’s lebih dulu menurunkan peringkat perseroan dan obligasi senior berdenominasi dolar AS senilai US$300 juta milik APL Realty Holdings Pte. Ltd. menjadi Caa1 dengan outlook negatif dari sebelumnya B3.
Sekretaris Perusahaan Agung Podomoro Justini Omas mengatakan perseroan akan merealisasikan strategi yang sudah disiapkan untuk meningkatkan likuiditas dan mengerek kembali rating yang diturunkan tersebut.
Pertama, emiten dengan kode saham APLN ini akan melanjutkan program penjualan yang dapat menarik minat konsumen di masa pandemi.
“[Kedua] proyek-proyek yang sudah selesai atau hampir selesai mengupayakan penjualan unit-unit persediaannya melalui tim khusus dengan program khusus, termasuk memanfaatkan insentif bebas PPN dari pemerintah,” tulis Justini dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (23/7/2021).
Ketiga, APLN akan melanjutkan upaya efisiensi di segala bidang, termasuk biaya kepegawaian, biaya umum dan administrasi, biaya penjualan dan promosi, serta menentukan prioritas konstruksi/pembangunan proyek.