Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) optimistis kinerja perseroan bakal bertumbuh.
Sekretaris Perusahaan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. Swasti Kartikaningtyas mengatakan bisnis perseroan tahun ini ditopang oleh dua sentimen positif. Pertama adalah pertumbuhan harga crude palm oil (CPO) dan pemangkasan bea ekspor.
"Saat ini SSMS menyalurkan porsi sangat besar CPO kami ke hilirisasi anak usaha yaitu PT Citra Borneo Utama (CBU). Karena tidak dikenakan bea keluar sawit dan biaya logistik yang lebih murah," katanya kepada Bisnis, dikutip Minggu (15/8/2021).
Selain itu, hasil penjualan produk hilirisasi mempunyai harga yang tinggi. Hal ini, lanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan penjualan dan penguatan grup SSMS.
Meski demikian, tidak semua produksi hulu disuplai SSMS ke entitas usaha. Swasti mengatakan sisa penjualan disuplai kepada pihak ketiga. Dia yakin dengan adanya penurunan pungutan ekspor yang baru akan memiliki dampak positif untuk penjualan ekspor CPO SSMS.
"Sejak awal manajemen menargetkan peningkatan produksi dan penjualan sebesar 10 persen sampai 15 persen dari tahun lalu, dalam menempuh target tersebut SSMS melakukan banyak cara untuk mewujudkannya," katanya.
Baca Juga
Sebelumnya manajemen membeberkan target laba bersih 2021 kemungkinan naik 4 kali lipat dari laba bersih 2020 yang sebesar Rp576,63 miliar.
Adapun, SSMS telah mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp174,11 miliar pada kuartal I/2021.
Perolehan itu berbanding terbalik dengan rugi sebesar Rp338,96 miliar yang dikantongi perseroan pada kuartal I/2020.
Swasti menambahkan SSMS membuka peluang kerjasama dengan petani plasma, seperti program meningkatkan hasil produksi dari lahan masyarakat. Saat ini rata-rata yang dihasilkan dari masyarakat adalah sekitar 13 ton hingga 15 ton per hektar per tahun untuk umur tanaman 10 tahun.
"SSMS melakukan kajian agronomi dan memberikan dosis pupuk perpokok yang tepat, sehingga produksi dari petani meningkat menjadi 18 - 22 ton per hektar," pungkasnya.