Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengawali awal pekan ini di zona merah.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (26/7/2021), rupiah dibuka melemah 0,12 persen di level Rp14.510. Sebelumnya pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (23/7/2021) mata uang Garuda ditutup di level Rp14.492,50.
Sementara itu, pergerakan mata uang Asia lainnya terpantau beragam. Yuan China, baht Thailand, dan won Korea menemani rupiah dengan sama-sama mengalami pelemahan. Masing-masing 0,04 persen, 0,13 persen, dan 0,20 persen.
Lebih lanjut, peso Filipina dan rupee India pada awal perdagangan hari ini berhasil menguat tipis terhadap dolar AS, masing-masing 0,05 persen dan 0,08 persen.
Adapun indeks dolar AS pagi ini melemah tipis 0,01 persen ke level 92,10.
Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet memang memperkirakan rupiah melanjutkan pelemahannya pada awal pekan ini. Dia menyebut tren negatif ini akan dipengaruhi oleh beberapa isu.
Dari dalam negeri, kepastian terkait perpanjangan PPKM akan menentukan pergerakan nilai tukar rupiah. Yusuf menuturkan, pelaku pasar akan mencermati adanya kelanjutan PPKM dalam bentuk yang berbeda
Sementara dari luar negeri, kekhawatiran pasar terhadap varian delta yang akan mendorong kenaikan kasus Covid-19 masih menjadi perhatian investor. Hal tersebut terutama pada negara dengan kekuatan ekonomi besar seperti AS.
Di sisi lain, pergerakan rupiah juga akan dipengaruhi oleh pertemuan bulanan The Fed. Isu tapering yang akan dilakukan lebih cepat dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah secara negatif.
“Saya proyeksikan rupiah masih akan melanjutkan depresiasi, dengan kisaran pergerakan Rp15.000-Rp15.020,” kata Yusuf.