Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melambung, Investor Menanti Hasil Rapat The Fed

Dolar AS mendekati level tertinggi 12 hari di safe-haven yen karena rekor tertinggi pasar ekuitas AS mendukung sentimen risiko.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS naik mendekati terkuatnya sejak awal April terhadap euro pada hari Senin (26/7/2021), karena pasar keuangan menantikan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) minggu ini untuk mendapat petunjuk tentang waktu pengurangan stimulus.

Greenback mendekati level tertinggi 12 hari di safe-haven yen karena rekor tertinggi pasar ekuitas AS mendukung sentimen risiko.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS ini terhadap enam mata uang utama dunia, berada pada level 92,920 pada awal minggu, turun dari tertinggi 3-1/2-bulan minggu lalu di 93,194. Namun, level ini masih lebih tinggi sekitar 3,8 persen dari level terendah baru-baru ini pada 25 Mei karena ekonomi AS yang membaik mendukung prospek Federal Reserve untuk mulai mengurangi pembelian aset pada awal tahun ini.

Commonwealth Bank of Australia memproyeksikan dolar dapat terus menguat minggu ini di tengah kemungkinan The Fed bergerak selangkah lebih dekat ke tapering. Pengumuman Fed sendiri akan berlangsung pada Rabu (28/7/2021).

"Kami mengharapkan FOMC menghilangkan [kata]'substansial' dari [kalimat] 'kemajuan substansial lebih lanjut' dalam panduannya tentang kondisi yang diperlukan untuk pasar tenaga kerja sebelum menghapus dukungan moneter," ujar ahli strategi CBA Joseph Capurso dalam catatan kepada kliennya, dikutip dari Channel News Asia.

"Menghapus 'substansial' akan menandakan FOMC percaya tepat untuk mengurangi pembelian aset segera," lanjutnya.

Namun, risiko yang membayangi pandangan ini adalah meningkatnya kasus Covid-19 di Amerika Serikat. Risiko ini muncul setelah pertemuan The Fed pada 16 Juni lalu yang menjatuhkan referensi tentang virus Corona sebagai hambatan bagi perekonomian.

Indeks dolar AS naik 0,2 persen minggu lalu, diuntungkan dari tawaran safe-haven di tengah kekhawatiran lonjakan infeksi varian Delta yang menyebar cepat dapat menggagalkan pemulihan global, tetapi kenaikan tersebut diredam karena pendapatan AS yang kuat mengangkat saham.

Dolar terakhir diperdagangkan sedikit berubah dari hari Jumat di US$1,17655 per euro, mendekati tertinggi dari minggu lalu US$1,1752, level yang tidak terlihat sejak 5 April.

Dolar dibeli 110,56 yen, mendekati puncak 110,58 dari Jumat, yang merupakan level tertingginya sejak 14 Juli.

Sementara itu, dolar Australia tergelincir 0,1 persen menjadi US$0,7356, setelah turun ke level terendah hampir delapan bulan di US$0,72895 pekan lalu karena separuh populasi negara itu mendekam di bawah lockdown akibat Covid-19.

Poundsterling Inggris turun ke level US$1,3745, sedikit berubah dari minggu lalu ketika melambung hingga US$1,3787 dari level terendah hampir enam bulan di US$1,35725.

Dilansir oleh Channel News Asia, Bitcoin memperpanjang kenaikannya dari mendekati US$29.000 minggu lalu dan kembali mendekati US$36.000 pada hari Senin (26/7/2021) sejak Juni. Terakhir, Bitcoin diperdagangkan sekitar 1,6 persen lebih tinggi pada US$35.959,48.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper